Lima Kesalahan Pembalap Pemula, Pantas Susah Juara

Pembalap Moto2 Malaysia, Hafisz Syahrin. Ilustrasi.
Sumber :
  • Crash.net

VIVA.co.id – Ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh pembalap pemula. Akibatnya mereka jauh dari ganjaran juara. Tak sedikit pula dari mereka yang kemudian jadi juru kunci di posisi buncit, hingga terjatuh.

Dunia Balap Motor Berduka, Pembalap 21 Tahun Meninggal Dunia

Seperti dilansir Visordown, Selasa 8 Agustus 2017, ada beberapa kesalahan yang dilakukan para pembalap pemula. Solusinya tentu menggunakan instruktur balap agar dapat mengoreksi kelemahan dan kelebihan para pembalap tersebut. Lantas apa saja kesalahan mereka?

1.Terlalu cepat

MotoGP Portugal, Enea Bastianini Ingin Manfaatkan Status Pole Position

Mungkin para pembalap ingin memaksimalkan performa motor yang dibesutnya. Tapi di dunia balap, hukum fisika masih berlaku. Di mana menambah kecepatan juga mesti diiringi dengan kehati-hatian, serta tetap konsisten pada kecepatan motor. Jangan tergoda untuk mengikuti pembalap lain yang melaju lebih cepat, karena dapat berujung buruk.

2. Terlalu lambat

Pembalap Indonesia Qarrar Firhand Berhasil Finis Kelima di Trofeo Andrea Margutti

Terlalu berhati-hati di sirkuit balap juga dapat membahayakan pembalap lainnya, terutama jika terus berubah-ubah jalur. Maka itu diperlukan kepercayaan diri tinggi dan meminta instruktur agar selalu menginformasikan pada pembalap agar tetap yakin dengan kecepatannya.

3. Pengereman terlalu dini

Pembalap juga diminta untuk melakukan pengereman dengan tepat dan konsisten. Melakukan pengereman terlalu dini di tikungan selama ini memang kesalahan klasik yang acap dilakukan pembalap pemula. Karena pengereman mendadak akan menghasilkan ketidakstabilan.

4. Gunakan sketsa lintasan

Jika kita ada di jalan umum, tentu pemotor harus tetap berada di sisi jalan. Tapi berbeda dengan trek balap, di mana para pembalap perlu memiliki seni dalam melintas di sirkuit. Pada kebanyakan perlombaan balap, akan ada instruksi tentang cara mengambil setiap tikungan, hingga kerucut yang menandai titik masuk maupun keluar sirkuit. Kerucut-kerucut ini tentu akan mempermudah pembalap di arena balap.

5. Tidak terlalu menggantung maupun bersandar

Kebanyakan orang pasti beranggapan tak ingin lututnya menjadi korban ketika melewati tikungan tajam. Tapi nyatanya, hal itu sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan saat di lintasan balap. Menurunkan lutut dan membuat motor dalam posisi menggantung dibutuhkan untuk mengumpulkan massa di bagian tengah motor, sehingga dapat mengurangi derajat kemiringan posisi dan memberi lebih banyak tekanan pada ban. 

Memindahkan posisi tubuh dengan mengikuti arah belokan akan sangat membantu menstabilkan gerak motor dalam tikungan. Jika ragu, para pembalap bisa menggunakan jasa instruktur untuk tips posisi tubuh.

Laporan: Binteri Afsari/Jakarta

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya