Test Ride Motor Listrik Yamaha E-Vino

Motor listrik Yamaha E-Vino.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Pius Yosep Mali

VIVA – Beberapa waktu lalu, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing memperlihatkan sepeda motor listrik E-Vino di Tanah Air. Tak hanya dipamerkan kepada khalayak, motor ini juga sedang diuji coba oleh beberapa instansi swasta yang bekerja sama dengan Yamaha Indonesia.

Wow! Sri Mulyani Anggarkan Rp 966 Juta untuk Pengadaan Mobil Listrik Eselon I

Meski mengatakan belum ada rencana untuk menjualnya kepada konsumen. YIMM selaku pemegang merek resmi sepeda motor Yamaha di Indonesia mengajak awak medua untuk mencoba langsung skuter listrik mungil tersebut.

Uji coba ini berbeda dengan yang pernah dilakukan VIVA, lantaran memanfaatkan fasilitas lapangan tenis. Lokasi lapangan dipilih lantaran motor mungil tersebut diklaim aman dipakai di jalan raya maupun untuk kebutuhan dalam ruangan, seperti di dalam pabrik.

Menperin: Bantuan Rp 7 Juta Beli Motor Listrik untuk Dorong Produktivitas UMKM

Kesan pertama saat menjajal skuter listrik Yamaha E-Vino adalah tampilannya yang sederhana. Bodinya yang mungil membuat jok hanya terasa nyaman jika dikendarai sendiri.

Fitur pada E-Vino tak ubahnya skuter matik konvensional, yang memiliki tuas untuk melaju di kanan dan tuas rem di sisi kiri kanan.

Menperin Usulkan Tiga Opsi Kebijakan untuk Insentif Mobil Listrik

Yang berbeda adalah tombol pada panel instrumen. Tombol tersebut harus ditekan untuk memastikan motor siap berjalan.

Mengendarai E-Vino tak ubahnya skuter matik biasa, posisi duduk nyaman dan kaki bisa menapak sempurna ke jalan. Pengendara hanya perlu waspada soal tidak adanya bunyi dari knalpot, sehingga harus berhati-hati ketika akan mendahului.

Motor listrik Yamaha E-Vino.

Motor listrik Yamaha E-Vino (Foto: VIVA/Pius Mali)

Meski tak memiliki suara seperti mesin bensin, Yamaha sudah menyematkan klakson pada E-Vino, sehingga bisa menjadi tanda untuk pengendara lainnya.

Bermodalkan baterai Lithium-ion 50 Volt 12 Ampere hours, motor ini hanya bisa menempuh jarak 33 kilometer. Cukup untuk perjalanan dekat. Sayang, kecepatan maksimalnya hanya 45 kilometer per jam.

Selain itu, saat baterainya kehabisan pasokan listrik, pengendara harus berhenti selama tiga jam untuk mengisi ulang daya baterai. (hd)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya