Jalanan Jakarta Sepi, Pengendara Motor Wajib Perhatikan Ini

Suasana jalan protokol Jakarta pada H-3 Idul Fitri 1439 H, Selasa, 12 Juni 2018.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

VIVA – Sejak Ibu Kota Jakarta ditinggal pemudik, beberapa ruas jalan raya mulai terlihat sepi. Bahkan sore hari yang biasanya terjadi penumpukan kendaraan kini tidak lagi terlihat. Maka tidak sedikit juga para pengendara motor yang kerap memacu tunggangannya melewati batas.

Menteri Agama Ingatkan Ormas Razia saat Ramadan Berpotensi Kerawanan

Menurut pantauan VIVA ada saja pengendara motor yang ugal-ugalan dan berani tidak mengenakan perlengkapan wajib berkendara seperti helm di pusat kota. Lantas apa yang harus dilakukan pengguna motor itu ketika jalanan sepi seperti kondisi Jakarta H-1 Lebaran ini?

Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu mengatakan dengan tegas bahwa jangan sekali-kali memacu kendaraan di jalan raya yang sepi karena sering menyebabkan terjadinya kecelakaan fatal. Sebab, antara pejalan kaki dan pengguna kendaraan biasanya lengah saat jalanan sepi.

VIDEO: 6 Iklan Inspiratif yang Bikin Hati 'Luluh Lantak'

“Jadi jalanan sepi itu belum tentu aman. Oleh karena itu kita harus mengantisipasi. Sebab, biasanya saat jalanan sepi orang akan memacu kendaraannya dengan kecepatan yang lebih tinggi, dan dia enggak sadar jalan raya itu fasilitas publik,” ujar Jusri kepada VIVA baru-baru ini.

Lebih lanjut, ia memberikan tips, yaitu agar tetap aman berkendara tanamkan rasa antisipasi kesalahan atau kelalaian orang lain. Logikanya, tertib, tetap defensif dan keterampilan berkendara saja tidak cukup, karena kuncinya adalah pola pikir yang harus diubah.

Mendag Klaim Berhasil Stabilkan Harga Pangan Saat Ramadan dan Lebaran

Anda harus tanamkan pada diri Anda bahwa ketika jalanan sepi harus berhati-hati karena banyak kesalahan terjadi.

“Kalau di jalan raya itu keduanya harus sama-sama memahami, bahwasanya jalan raya itu milik bersama. Maka peraturan lalu lintas tetap dipatuhi, jadi kecepatan maksimal 60 km/jam jika jalanan sepi dan itu pun harus tetap antisipasi dengan keadaan sekitar, karena kewaspadaan mutlak,” tuturnya.

Menurutnya, peristiwa pengguna motor bisa ugal-ugalan di Jakarta sama seperti halnya saat orang kota touring ke daerah yang jalananannya sepi. Dari situ mereka memacu kendaraanya, dan biasanya terjadi kecelakaan fatal karena orang-orang daerah sekitar mengatakan jalananannya sepi.

“Kecuali sirkuit area tertutup. Jadi jangan samakan dengan jalan raya fasilitas pubik. Selain ada orang, binatang pun kadang leluasa bergerak kiri dan kanan karena 1-2 jam sepi jalanan. Jadi apa yang terjadi ketika kecepatan tinggi ada binatang lewat di jalan raya?” ucapnya menambahkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya