-
VIVA – Meski saat ini jenis motor yang ditawarkan di diler sudah semakin beragam, namun masih ada beberapa orang yang setia mengendarai buatan lama.
Alasannya ada bermacam-macam, seperti masih bisa dipakai untuk keperluan sehari-hari atau tidak tertarik dengan teknologi baru.
Berbeda dengan model baru, sepeda motor yang dibuat lebih dari 10 tahun lalu masih memakai sistem pengabutan karburator. Peranti ini jadi andalan, karena tidak memerlukan sensor elektronik serta mudah untuk diperbaiki juga rusak.
Meski demikian, ada alasan kuat mengapa pabrikan beralih ke sistem injeksi. Salah satu kelemahan pada karburator adalah ketika ada komponen yang mulai rusak, maka bensin bisa membanjiri bagian dalam dan mengucur ke luar.
Ada yang beranggapan, bahwa jika karburator sering banjir maka lama kelamaan akan membuat mesin jadi rusak. Benarkah demikian?
Dilansir VIVA Otomotif dari laman Astramotor, Sabtu 12 Desember 2020, anggapan tersebut ternyata hanya mitos semata. Namun, bensin yang terus mengucur akan membuat pemilik jadi rugi, karena bahan bakar tersebut terbuang sia-sia.
Ada beberapa penyebab karburator banjir, seperti usia pakai karburator yang terlalu lama dan tidak dipernah mendapat perawatan.
Tanda yang bisa menunjukkan bahwa karburator banjir ada beberapa, yakni:
1. Mesin susah dihidupkan
2. Jika mesin sudah panas, bisa mati dengan sendirinya
3. Muncul bau bensin
4. Pemakaian bahan bakar jadi lebih boros
5. Ada tetesan bensin di bagian mesin atau lantaiCara mengatasi karburator banjir sangat sederhana, yakni dengan membawa motor ke bengkel. Biasanya, komponen yang mengalami kerusakan adalah bagian pelampung, karet penyekat dan baut di saluran pembuangan bensin.