Jangan Panaskan Mesin Kendaraan Terlalu Lama, Kenapa?

Sumber :
  • Dok Toyota.

VIVA.co.id - Perilaku lama yang sulit ditinggalkan para pemilik kendaraan adalah memanaskan mesin di pagi hari saat hendak dipakai beraktivitas. Lakon itu sudah berlangsung turun menurun, dengan harapan mengurangi kebocoran kompresi, mencegah keausan, serta membuat proses pembakaran sempurna.

Namun, tahukah Anda jika hal itu kini sudah tidak berlaku lagi? Ya, memanaskan mesin kendaraan di pagi hari dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan konsumsi bahan bakar semakin boros.

Tak hanya itu, efek buruk dari memanaskan mesin terlalu lama, yakni mesin gampang overheating atau kepanasan. Ditambah lagi putaran stasioner mesin dibuat rendah, padahal pompa oli yang bertugas menyalurkan pelumas ke seluruh bagian mesin akan bekerja di putaran mesin yang agak tinggi, berkisar di 1.500 rpm. Demikian dilansir situs Suzuki.

Hal itupun pernah disampaikan Peneliti dan Dosen Laboratorium Motor Bakar dan Sistem Propulsi Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto. Kata dia, pengendara cukup menyalakan mesin dan langsung jalan. Itu berlaku bagi mobil maupun sepeda motor.

Alasannya, saat ini mesin kendaraan baik itu roda empat dan roda dua sudah didesain dengan baik sehingga mesin tidak perlu lagi dipanaskan.

Setidaknya, kata dia, hal itu sudah diterapkan oleh masyarakat Amerika dan Eropa. Namun, jangan langsung ngebut, jalankan kendaraan Anda secara perlahan hingga indikator mesin sampai titik normal.

Sementara itu, dilansir AstraWorld, memanaskan mesin terutama pada mobil yang memenuhi syarat emisi minimal Euro 2, yang telah dilengkapi dengan catalytic converter, tidak dianjurkan. Jika terlalu panas, komponen yang berfungsi sebagai alat penurun emisi gas buang ini tidak dapat bekerja dengan maksimal.

Mengenal Rem ABS, Masalah dan Solusinya

Bahkan, catalytic converter yang terlalu panas dapat memicu kebakaran jika berada di dekat bahan-bahan yang mudah terbakar.

Secara teknis, sebenarnya pemanasan suhu pada catalytic converter memang disengaja. Itu sebabnya komponen ini ditempatkan setelah exhaust manifold agar terkena imbas dari gas buang mesin yang panas. Pada saat panas itulah catalytic converter dapat berfungsi sebagai katalis dalam mereduksi gas buang, seperti Hidrokarbon, Karbonmonoksida, Nitrogen Oksida.

Meskipun bekerja saat panas, suhu pada catalytic converter tidak diperkenankan melebihi ambang batas yang telah ditentukan, yakni sekitar 400-500 derajat celcius. Suhu komponen ini akan terjaga dengan adanya embusan angin saat mobil berjalan.

Itu sebabnya, jika mesin ber-catalytic converter dipanaskan dalam waktu lama pada kondisi mobil berhenti atau parkir, kenaikan suhunya akan melebihi ambang batas aman. Selanjutnya, catalytic converter membara seperti arang yang siap membakar. (one)

Rem Motor Anda Keras, Ini Penyebabnya
Oli mesin.

Tips Bedakan Oli Asli dan Oplosan

Banyak produsen nakal yang kini memproduksi oli palsu.

img_title
VIVA.co.id
31 Juli 2017