- Welovehonda
VIVA.co.id - Isu polusi udara dan semakin mahalnya bahan bakar membuat banyak produsen kendaraan mulai menggunakan teknologi injeksi sebagai penyedia bahan bakar di mesin.
Dibanding karburator, injeksi memiliki keunggulan dalam hal efisiensi jumlah BBM yang akan dibakar. Selain itu, teknologi ini memungkinkan BBM disemprotkan langsung ke dalam ruang bakar, sehingga takarannya lebih akurat.
Dilansir dari Bikesindia, Senin, 14 Desember 2015, saat ini ada dua tipe teknologi injeksi yang banyak dipakai oleh pabrikan mobil dan motor.
Tipe pertama adalah yang dinamakan open loop system. Sama seperti karburator, injektor akan menyemprot BBM dalam jumlah yang sudah diatur oleh komputer. BBM ini kemudian dicampur udara dengan perbandingan satu BBM dan 14 udara. Mesin kemudian membakar campuran tersebut, dan gas buangnya diarahkan keluar melalui knalpot.
Sementara sistem yang satu lagi diberi nama closed loop. Pada sistem ini, terdapat sensor oksigen di knalpot, yang berfungsi untuk membaca hasil pembakaran. Ada tiga hasil yang biasanya dikeluarkan oleh mesin, yakni terlalu sedikit udara, takaran BBM dengan udara sesuai kebutuhan dan terlalu banyak udara.
Sensor terhubung ke komputer, yang kemudian akan mengatur jumah BBM agar tercapai takaran yang ideal. Dengan adanya pembacaan sensor, maka hasil pembakaran akan terus disesuaikan mendekati angka ideal.
Keunggulan lain dari sistem closed loop adalah, karena sensor bisa mengubah pengaturan ECU, maka biasanya pabrikan akan menyediakan beberapa pilihan mode berkendara, sesuai dengan kondisi jalan dan kebutuhan BBM.
Biasanya mode yang disediakan adalah irit bahan bakar (eco), mode dalam kota, mode luar kota, dan balap. Dengan sistem closed loop, maka karakter mesin akan bisa sesuai kebutuhan, tanpa mengurangi efisiensi pembakaran.
(mus)
