Hoax Ratna, Fahri Minta Dirinya dan Prabowo Dipenjara Saja Biar Puas

Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah,
Sumber :
  • Lilis

VIVA – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Fahri Hamzah menilai terlalu diperbesarnya kasus kebohongan Ratna Sarumpaet ke publik telah membuat proses demokrasi di Indonesia menjadi berbahaya. Sebab, pertarungan yang seharusnya mengeluarkan narasi tentang ide dan gagasan berubah menjadi sebuah perang dunia maya.

Tak Ingin Dirayakan Hura-hura Saat Prabowo-Gibran Disahkan Menang Pilpres 2024 Kata Budiman

Menurut dia, dengan kasus Ratna yang terus didramatisasi menjadikan proses demokrasi di Indonesia mengalami penurunan kualitas. Khususnya dalam menyelesaikan persoalan sebuah bangsa, sehingga sebuah 'perang' ini menjadi sangat berbahaya.

"Saya ingin kita menunggu perdebatan tentang nasib masyarakat, hukum, politik, ekonomi, dan menunggu lembaga negara berikan pelayanan pada masyarakat, jangan itu tiba-tiba ditarik ke pertempuran maya seperti Bratayudha," ujar Fahri di acara ILC tvOne, Selasa 9 Oktober 2018.

Budiman soal Namanya Masuk Bursa Kabinet Prabowo-Gibran: Saya Pastikan Hoaks

Ia mengungkapkan, kasus Ratna merupakan kasus kecil yang tak perlu didramatisasi. Karena kalau harus ada delik, Ratna sendiri minta yang dihukum. Untuk itu, seharusnya jangan ditarik-tarik terlalu jauh dan ini semua bisa diukur.

"Dan kalau saya dibawa-bawa, ya saya mau masuk penjara saja biar cepat kasus ini, biar puas dan mungkin Pak Prabowo juga mau dipenjara dengan saya, biar tidak ada calon dua. Ini akan jadi konyol," tuturnya.

Budiman Sudjatmiko: Makan Siang-Susu Gratis Langsung Dieksekusi Setelah Prabowo Gibran Dilantik

Dipaksa Berperang

Sementara itu, Tim Kampanye Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Budiman Sujatmiko di tempat yang sama mengungkapkan bahwa pihaknya tak ada niat untuk berperang dalam pesta demokrasi yang ada saat ini. Melainkan pihaknya dipaksa berperang dan berhenti sejenak dalam kasus yang menyeret Ratna Sarumpaet.

Menurut dia, pihaknya sejak awal selalu menyampaikan bahwa pesta demokrasi ini harus penuh suka cita dan kegembiraan, sehingga tidak melihat bahwa ini adalah sebuah perang badar atau uhud. Bahkan, pihaknya tak pernah sampaikan bahwa ini adalah perang partai Allah dan partai setan.

"Kalau perlu lakukan pertarungan narasi kami tunggu dari dahulu sebelum tim terbentuk, tapi narasi itu tak dapat jawaban dari Bung Fahri dan Fadli Zon cs. Dan bahkan saat ini kami dipaksa berhenti sejenak di stasiun busuk karena ada jual telur busuk dan ayam mati kemarin," ujarnya.

Untuk itu, dirinya berharap pada kubu Prabowo untuk segera buktikan narasi tersebut, karena upaya retorika lama dengan kebencian suku dan sekarang gunakan simpati terhadap emak-emak sudah dipelajari usai peristiwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Bahkan, cara berdusta menggunakan data sudah dipetakan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya