Diduga Libatkan Anak Kampanye, Kubu Prabowo Dilaporkan ke Bawaslu

Direktur Hukum dan Advokasi TKN Jokowi-Ma'ruf, Ade Irfan Pulungan
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Ridho Permana

VIVA – Direktur Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Irfan Pulungan, mendatangi kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Kedatangan Irfan dan TKN untuk melaporkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno karena diduga ada pelibatan anak pada kampanye.

Pemilu 2024 Lebih Teduh Dibanding 2019

"Melaporkan paslon 02, kami menduga paslon 02 dan tim kampanye lakukan mobilisasi, atau melibatkan anak dalam aksi bela tauhid Jumat, minggu lalu," kata Irfan di gedung Bawaslu, Jakarta, Selasa 13 November 2018.

Irfan menambahkan, aksi dugaan pelibatan anak tersebut juga telah mengeksploitasi anak, dan merugikan pasangan dengan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf.

AROPI: Dibanding Musim Pemilu 2019, Tingkat Kepercayaan Terhadap Lembaga Survei Naik 7,6%

"Karena kami lihat ada penyampaian yang dilakukan seorang anak, narasinya itu sungguh merugikan kami. Terdapat, kami lihat kalimatnya 'siap ganti presiden' dan 'eh lu pade jangan lupa pilih nomor 2, lupain yang nomor 1'," ungkapnya.

Dengan peristiwa itu, menurut Irfan, pasangan Prabowo-Sandi telah melanggar pasal 280 ayat (2) huruf (k) mengenai pelanggaran terhadap larangan melibatkan orang yang tak berhak memilih atau anak-anak.

Cerita Prabowo Subianto Bisa Bersatu Dengan Muzakir Manaf, Tokoh GAM yang Dulu Dia Cari

Dan pasal 492 Undang Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang bunyinya setiap orang yang dengan sengaja melakukan kampanye pemilu di luar jadwal yang telah ditetapkan. 

"Dua pasal ini yang kami sampaikan ke Bawaslu, kami menganggap itu patut diduga dilakukan oleh paslon 02," katanya.

Laporan ke Bawaslu ini disertai barang bukti rekaman video kejadian dalam bentuk CD. Dan beberapa foto keterlibatan anak dalam pelanggaran kampanye dalam aksi bela tauhid yang melibatkan anak. 

"Bagi kami itu sebuah kampanye yang di luar jadwal, karena di situ ada massa, ada orang, ada kerumunan, pasti orang mendengar. Kedua video itu sudah viral di berbagai media medsos, kalau orang melihatnya pasti orang terpengaruh," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya