Jubir TKN Duga Sandi Lebih Banyak Tampil karena Prabowo Tak Pede

Pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mengunjungi Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur
Sumber :
  • Dok. Tim Kampanye Prabowo Subianto

VIVA – Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ahmad Basarah menduga calon wakil presiden Sandiaga Uno lebih banyak tampil ke publik, karena calon presiden Prabowo Subianto mulai kehilangan percaya diri. Sandi diharapkan bisa mendulang suara di masyarakat.

Pemilu 2024 Lebih Teduh Dibanding 2019

"Berarti kan ada dugaan Pak Prabowo sendiri mulai kehilangan kepercayaan diri untuk tampil di publik, sehingga dia mengambil strategi untuk lebih memunculkan Pak Sandi kepada publik, dengan harapan tentu saja barang kali Pak Sandi akan lebih banyak memiliki daya tarik mendulang suara dari masyarakat," kata Basarah di gedung DPR, Jakarta, Selasa 13 November 2018.

Ia menambahkan, adanya anggapan Pilpres 2019 ajang head to head Jokowi dan Sandiaga dimulai dari pernyataan Wasekjen Demokrat, Andi Arif, yang mengatakan Pak Prabowo malas berkampanye. Sebab, hanya cawapresnya berkampanye.

AROPI: Dibanding Musim Pemilu 2019, Tingkat Kepercayaan Terhadap Lembaga Survei Naik 7,6%

"Kalau kami bicara UU, yang berkampanye itu adalah capres dan cawapres beserta tim kampanyenya masing-masing," kata Basarah.

Ia hanya bisa memastikan koalisinya tetap mengikuti aturan main yang telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Capres dan cawapresnya diagendakan untuk berkampanye pada titik dan segmen masyarakat masing-masing.

Cerita Prabowo Subianto Bisa Bersatu Dengan Muzakir Manaf, Tokoh GAM yang Dulu Dia Cari

"Baik Pak Kiai Ma'ruf Amin, Pak Jokowi juga berkampanye. Khusus Pak Jokowi pada saat cuti sebagai presiden, tim kampanye kita bagi ada teritorial, ada segmentasi. Strategi gotong-royong ini yang kami anggap efektif," kata Basarah.

Ia menjelaskan, koalisinya bekerja secara bergotong-royong karena tak mengambil cawapres maupun ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) dari PDIP. Tapi, ada semacam pembagian tugas di antara komponen bangsa yang lain. Wapresnya dari kalangan ulama dan ketua TKN dari kalangan profesional.

"Jadi kami tak serakah mengambil semua posisi penting itu dari satu tubuh partai saja, sehingga semua kami bekerja dengan perasaan riang gembira. Karena di TKN ini semua mendapat peran, tugas, semua dihormati, semua diberikan peran satu sama lain, sehingga semua bergerak dengan simultan," kata Basarah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya