BSSN Beberkan Teknik Culas Peretas Sistem Data Pemilu

Ilustrasi hacker.
Sumber :
  • Pixabay/Geralt

VIVA – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mendeteksi adanya potensi serangan peretas terhadap sistem data Pemilu.

Pemilu 2024 Lebih Teduh Dibanding 2019

Deputi Bidang Penanggulangan dan Pemulihan BSSN, Asep Chaerudin mengatakan, lima bulan menjelang Pemilu 2019 ada kerawanan terkait ancaman meretas data.

Asep menjelaskan, peretas data pemilu dalam aksinya bertujuan untuk mempengaruhi perilaku suara pemilih dalam pemilu.

AROPI: Dibanding Musim Pemilu 2019, Tingkat Kepercayaan Terhadap Lembaga Survei Naik 7,6%

"Penyerang menjalankan aksinya melalui diseminasi informasi bertujuan mengubah opini publik dan mempengaruhi perilaku peserta pemilu," kata Asep usai Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dalam Rangka Persiapan Penyelenggaraan Pemilu 2019 di Kelapa Gading, Jakarta, Kamis 22 November 2018.

Menurut dia, penyerangan di antaranya dilakukan dengan teknik hacking, social enginering, hingga malware. Tujuan penyerangan terhadap data ini adalah untuk mengganggu, menonaktifkan, mengambil alih, mengendalikan, hingga mencuri integritas data pemilih.

Hacker Bisa Pakai Ponsel untuk Memata-matai Seseorang

"Kemudian memanfaatkan media online, yaitu dengan penyebaran informasi palsu, kebocoran info, dan menyebarkan ke orang lain," ujarnya menjelaskan.

Asep menambahkan, BSSN sudah melakukan pemantauan untuk mengantisipasi serang siber tersebut. Bahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan berbagai lembaga yang mempunyai kemampuan mengatasi serangan siber ini.

"Ini telah kita koordinasikan, dalam sistem sweeping pengawasan. Melakukan kolaborasi dengan kementerian lembaga terkait dalam pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan upaya, strategi, langkah mewujudkan siber yang aman," ujarnya menambahkan.

Meski demikian, Asep menekankan pengamanan yang dilakukan saat ini tak bisa menjamin keamanan data pemilu 100 persen. "Kita berusaha untuk mengamankan, tidak ada yang bisa menjamin 100 persen bahwa di dunia ini dengan teknologi apapun bisa menjamin keamanannya itu," katanya.

Menurut dia, ancaman peretas terhadap data pemilu 2019 tak hanya datang dari dalam negeri. Namun, bisa muncul dari peretas yang ada di luar negeri. "Tetapi kita berusaha semaksimal mungkin untuk mengamankan pemilu ini." (mus) 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya