Evaluasi Debat Capres Pertama, Rasa Bimbel 

Effendi Gazali
Sumber :
  • tvOne

VIVA – Pakar Komunikasi Politik, Effendi Gazali menilai, debat capres-cawapres pertama bersifat paradigmatik dan seperti bimbingan belajar atau bimbel. Ia menyebut, debat “rasa bimbel” karena para paslon sudah mendapatkan kisi-kisi pertanyaan sebelum debat.  

tvOne: Kerja Sama ILC Berakhir Tahun 2020

"Di debat pertama itu, kalau saya bisa mengatakan itu hastag-nya debat rasa bimbel. Niatnya, supaya tidak mempermalukan pasangan calon dan supaya juga dijamin tidak bocor, toh sudah dikasih (kisi-kisinya), jadi tidak ada pembacoran," kata Effendi dalam acara Indonesia Lawyers Club di tvOne, Selasa 22 Januari 2019. 

Diutarakannya, pendekatan baru pemberian kisi-kisi ini pertama kali terjadi di dunia. Dia juga memandang para paslon menutup dirinya dari pertanyaan yang begitu luas dan hanya konsentrasi pada kisi-kisi yang sudah diberikan. 

Saksikan ILC Hari Ini 24 November 2020: Bisakah Gubernur Dicopot?

"Bahkan, kalau kisi-kisi itu sudah ada jawaban, maka paradigmanya yang terjadi adalah paradigma menyontek. Membaca yang sudah tertulis," ucapnya.

Effendi kemudian menyarankan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU), agar debat presiden tidak diberi kisi-kisi dan tidak ada commercial break atau iklan. "Di mana-mana yang saya tahu, debat presiden berlangsung selama 90 menit dan tidak ada commercial break," katanya. (asp)

IDI: Kerumunan di Petamburan Bisa Picu Peningkatan Kasus COVID-19
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga.

Arya Sinulingga: Sejak 2019-2021, Pemerintah Tutup 71 BUMN

Saat ini Kementerian BUMN tidak lagi menyuntikkan PMN untuk menutupi kerugian di suatu perusahaan BUMN.

img_title
VIVA.co.id
29 Oktober 2021