Prabowo: Saya Ikut Sarankan Pak Harto Mundur karena Cinta

Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA – Calon Presiden Republik Indonesia nomor urut 02, Prabowo Subianto, memberikan pidato di hadapan para kumpulan rektor perguruan tinggi swasta dan akademisi Indonesia. 

KPK Sebut Prabowo Subianto Tak Perlu Setor Nama-Nama Calon Menterinya

Dalam pidatonya, Prabowo kembali menyebutkan bahwa Indonesia sedang sakit. Inti dari sakit negara ini tak lain kekayaan Indonesia tidak tinggal di dalam negeri.

"Saya yakini negara kita sedang sakit, inti daripada penyakit bangsa Indonesia adalah bahwa kekayaan bangsa Indonesia tidak tinggal di Indonesia," kata Prabowo pada acara gerakan elaborasi, rektor, akademisi dan aktivis kampus di Balai Kartini, Jumat malam 5 April 2019.

KPK Siap Dampingi Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran dari Potensi Korupsi

Prabowo menjelaskan, inti masalah itu terjadi puluhan tahun lalu. Ia meminta semua pihak termasuk dirinya sendiri untuk koreksi diri.

"Inti masalah terjadi puluhan tahun dan maaf kita harus koreksi diri. Ini harus kita akui sebagai kegagalan elite Indonesia, kita harus akui bahwa ini adalah kegagalan kita semua. Karena saya bagian dari elite, saya dulu Jenderal, saya elite tentara dulu," ucapnya.

Prabowo Dapat Ucapan Selamat dari Menlu Singapura Atas Kemenangan di Pilpres 2024

Prabowo pun menceritakan betapa dilematis ketika mendukung gerakan reformasi. Meski yang dihadapi adalah mertua sendiri (Soeharto).

"Saya bagian dari suatu rezim yang berkuasa, kami berusaha, kami melancarkan dan kami mendukung gerakan reformasi. Walaupun pemimpin rezim yang berkuasa pada saat itu mertua saya sendiri. Pada saatnya saya harus ambil keputusan, apakah membela keluarga atau membela suatu kesetiaan yang lebih tinggi dari sekadar kekeluargaan, yaitu setia kepada negara bangsa dan rakyat Indonesia," katanya.

Prabowo juga menegaskan bahwa ia yang ikut menyarankan Soeharto mundur dari kursi presiden. Hal itu dilakukan karena ia cinta kepada Soeharto.

"Waktu itu saya ikut menyarankan agar Presiden Soeharto mengundurkan diri. Bukan karena saya tidak loyal sama Pak Harto, justru karena saya loyal, justru karena cinta sama Pak Harto," ujarnya.

"Ibaratnya kalau kita cinta sama orangtua dan kita lihat orangtua memang dalam keadaan yang sulit. Baik fisik dan kapasitas usia sudah saatnya orangtua kita daripada duduk di depan mengemudikan kendaraan, lebih baik serahkan kepada mungkin yang lebih muda, yang mungkin bisa mengambil langkah itu," katanya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya