Diduga kelelahan, Dua Anggota KPPS Pingsan

Ilustrasi Petugas KPPS melakukan penghitungan suara pada Pemilu serentak 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yusran Uccang

VIVA – Dua anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Desa Harapan, Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sartika dan Arnita Anton, pingsan saat melakukan penghitungan suara. Keduanya lalu dilarikan ke Puskesmas terdekat, untuk mendapatkan perawatan medis.

Pemilu 2024 Lebih Teduh Dibanding 2019

Setelah beberapa jam ditangani dokter, keduanya kemudian sadarkan diri. Arnita, mengatakan, sebelum jatuh pingsan, dia sempat mengalami pusing dan mata berkunang-kunang. 

“Selama pencoblosan sampai pagi, kami tidak pernah beristirahat, mungkin kelelahan sampai saya pingsan,” kata Arnita, Sabtu 20 April 2019.

AROPI: Dibanding Musim Pemilu 2019, Tingkat Kepercayaan Terhadap Lembaga Survei Naik 7,6%

Arnita mengaku, rela tidak istirahat, demi menyelesaikan tanggung jawabnya sebagai anggota KPPS. Setelah kondisi kesehatannya pulih, Arnita dan Sartika dibolehkan kembali ke rumahnya masing-masing.

Kepala Puskesmas Lampia, Samriani, mengatakan, Sarnita dan Arnita Anton, pingsan karena kelelahan. Beban pekerjaan tidak didukung dengan kondisi fisik yang prima.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

“Setelah kami tangani, dan berikan obat, kondisinya sudah mulai membaik dan sudah diperkenankan pulang,” ujar Samriani.

Pelaku penculik ketua KPPS tertangkap 

Sementara itu, pelaku penculikan dan penganiaya Mahdan, Ketua KPPS Burau, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, berhasil ditangkap, Jumat 19 April 2019. Pelaku adalah Febry Ramadani, putra Sukman Saddike, Calon anggota Legislatif DPRD Kabupaten Luwu Timur.

Febry kini diamankan di Polres Luwu Timur, sementara seorang rekannya, Jamal,masih buron. Kabag Ops Polres Luwu Timur, Komisaris Polisi, Rifai, meminta warga agar tetap tenang dan mempercayakan pada polisi, penangannya.

Baca: Ketua KPPS Diculik dan Dipukuli Oknum Timses Caleg

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Luwu Timur, Ajun Komisaris Polisi, Andi Akbar Malloroang, mengatakan tindakan para pelaku, adalah kriminal murni. ”Bukan tindak pidana pemilu, karena dilakukan setelah pemilihan umum, kasus ini sedang kami tangani,” kata Andi Akbar Malloroang.

Polisi juga sudah menyita mobil yang digunakan menculik korban. Satu unit mobil Honda Brio, warna oranye, kini diamankan bersama pelakunya.

Andi Akbar meminta, warga untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi, serta menyerahkan sepenuhnya pada pihak berwajib.

Laporan: Haswadi / TvOne Luwu Timur 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya