Bawaslu Diminta Awasi Paslon yang Kunjungi Sekolah dan Pesantren

Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan, Arsul Sani.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Lilis Khalisotussurur.

VIVA - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan, Arsul Sani, menyarankan agar saat capres atau cawapres bersilaturahmi ke sekolah atau pesantren, sebaiknya mengajak Bawaslu setempat. Catatannya, Bawaslu juga harus punya pemahaman baik terkait citra diri.

Rektor Pakuan: Klaim Menang Pilpres 2019 Agar Disikapi Hati-hati

"Ketika misalnya mungkin Ma'ruf dan rombongannya tidak kampanye, Sandi dan rombongannya tidak tapi panitia memperkenalkannya berlebihan. Nah, itu juga harus dikasih tahu," kata Arsul di Gedung DPR, Jakarta, Kamis, 11 Oktober 2018.

Ia mencontohkan saat PPP rapimnas mengundang Jokowi, protokoler istana memeriksa omongan pembawa acara. Lalu ada yang dicoret.

PKB Mengadu ke KPU Lamongan

"Tidak boleh misalnya deklarasi Jokowi-Ma'ruf nomor satu. Bahkan ada video yang tak jadi ditayangkan karena menurut protokoler nanti jadi ribut," kata Arsul.

Ia menegaskan memang harus dibedakan antara silaturahmi dengan kampanye. Kampanye misalnya menggunakan seragam dan ada atribut partai. Lalu menyampaikan programnya.

Duh, Kantor Jurdil2019.org Diintai Orang Tak Dikenal

"Tapi kalau misalnya datang bersilaturahmi dan menerima masukan keluhan mestinya pemerintah memberi anggaran lebih baik dan kemudian justru memberi konsep dan terjadi dialog.. ya engga (kampanye)," kata Arsul.

Ia mencontohkan lagi saat Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan membawa Sandiaga Uno ke perguruan tinggu dan disebut sebagai cawapres maka ada upaya membangun citra diri. Beda halnya kalau Sandi diundang sebagai pengusaha muda yang enerjik.

"Kami di TKN bilang sama Pak Maruf dan orang yang sehari bersama beliau bahwa monggo kalau silaturahmi saja. Tapi tidak usah kemudian di acara itu disampaikan bahwa diperkenalkan sebagai calon," kata Arsul.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya