Perkumpulan Swing Voters, Terobosan untuk Menekan Golput di Pemilu

Ilustrasi pemilu.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA – Mantan Juru Bicara Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Adhie Massardi membentuk Perkumpulan Swing Voters (PSV). Bersama pakar hukum tata negara Refly Harun, Adhie menginisiasi PSV demi tujuan perbaikan kualitas demokrasi di pemilu.

Mahfud MD: Keputusan Sudah Ada, Negara Harus Terus Jalan

Adhie yang juga aktivis itu menjelaskan swing voters atau suara mengambang yang belum menentukan pilihan. Menurut dia, sejak Pilpres 2014, masalah swing voters kian muncul di Pilpres 2019. “Ini salah satunya untuk menetralisasi polarisasi di masyarakat yang kian tajam dan makin tak sehat. Ini salah satu alasan kami," kata Adhie dalam keterangannya, Senin, 15 Oktober 2018.

Dijelaskan Adhie, tiga alasan penting mengInisiasi PSV. Pertama, ia menyinggung tak ada partai politik yang memiliki ideologi keberpihakan yang jelas. Hal ini yang membuat parpol dicap tak punya pendukung yang loyal.

M Taufik Bantah Pendukung Prabowo-Sandi Ikut Serta dalam Aksi 22 Mei

"Dari pemilu ke pemilu, massa yang tak memiliki kecenderungan swing voters jelang pemilu jumlahnya terus meningkat," tutur Adhie.

Faktor kedua menurutnya adalah terkait maraknya lembaga survei dan konsultan politik dari kontestan pemilu. Bagi dia, alasan ini yang kemudian mempengaruhi belum adanya integritas dan obyektivitas yang kuat dalam memandu kelompok masyarakat swing voters dalam menentukan pilihan.

Sikapi Pemilu 2019, Hayono Isman: Indonesia Dibangun atas SARA

"Faktor ketiga, adanya masyarakat kelompok swing voters kemudian memilih golput. Ini yang membuat jumlah golput dari pemilu ke pemilu terus meningkat," sebut Adhie.

Ilustrasi pencoblosan saat pemilu.

Kemudian, untuk saat ini, kata Adhie, pihaknya siap gerak cepat di daerah yang memiliki angka swing voters yang tinggi. Salah satunya dengan menggandeng kaum muda di kampus agar bersedia menjadi volunter PSV di daerah masing-masing.

“Kami konsentrasi galang volunter PSV di kota-kota di 7 provinsi yang gemuk swing votersnya yakni, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan,” jelas Adhie.  

Adapun pakar hukum tata negara, Refly Harun menekankan dirinya setuju dengan PSV karena ingin memberikan informasi ke masyarakat pemilih. Hal ini penting karena partisipasi swing voters harus dilibatkan demi pemili yang berkualitas.

"Target saya pribadi ikut berpartisipasi pendidikan politik yang sehat. Memberikan informasi kepada pemilih agar menjadi pemilih yang cerdas," tutur Refly.

Hari pemungutan suara Pemilu 2019 akan digelar serentak pada 17 April 2019 dengan rangkaian pemilu legislatif dan pemilu presiden. Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menyatakan jumlah pemilih pada Pemilu 2019 mencapai 187 juta. Sementara, merujuk berbagai lembaga survei, jumlah swing voters berkisar antara 30-35 persen atau sekitar 50-65 juta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya