PDIP Akui Janji Dana Desa Jokowi Meleset tapi Anggaran Naik Terus

Anggota Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Budiman Sudjatmiko, di Posko Rumah Cemara, Jakarta, pada Jumat, 5 Oktober 2018.
Sumber :
  • VIVA/Eduward Ambarita

VIVA – Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Budiman Sudjatmiko, membantah tudingan oposisi bahwa Presiden Joko Widodo membohongi publik dengan janji-janji kampanye tapi tak banyak yang diwujudukan.

Mendagri Tito: Perangkat dan Kepala Desa Tidak Dapat THR

Jokowi, kata Budiman, tidak berbohong dalam hal kerjanya, seperti yang dituduhkan Fadli Zon, Wakil Ketua DPR dan politikus Partai Gerindra. Budiman menantang Fadli untuk bicara apa yang diyakininya itu kepada masyarakat di desa. 

"Kalau ada yang menuduh Jokowi bohong, ya, mungkin yang marah rakyat desa itu. Silakan saja ngomong ke masyarakat desa; kalau tidak, elektabilitasnya turun," kata Budiman di Posko Rumah Cemara, Jakarta, Senin, 22 Oktober 2019.

UU Desa Disahkan, Para Kades Rayakan dengan Joget Dangdut di Depan Gedung DPR RI

Budiman memaparkan pengertian janji kampanye dan kebohongan politik versi Fadli Zon. Dia mencontohkan janji Jokowi yang ingin menggelontorkan dana desa Rp1,4 miliar per tahun. Meski meleset, ia menegaskan, dana desa terus meningkat tiap tahun sejak Jokowi menjabat.

Anggaran dana desa, Budiman menjelaskan, naik dari Rp20 triliun sejak tahun 2015 dan sudah mencapai Rp60 triliun pada 2018. Peningkatan itu, katanya, jelas berdampak besar ketimbang pemerintahan-pemerintahan sebelumnya.

Cak Imin Mau Naikin Dana Desa Rp5 Miliar: Masyarakat Tak Lagi Tertarik jadi Urbanisasi

Saat menghadiri peringatan hari ulang tahun Partai Golkar, Jokowi meminta seluruh kontestan pemilu 2019 untuk mengakhiri politik kebohongan. Sebab momen lima tahunan ini bukanlah perang, melainkan pesta demokrasi.

"Kita harus akhiri politik kebohongan, politik yang merasa benar sendiri, dan mari kita perkuat politik pembangunan, politik kerja, politik berkarya," kata Jokowi.

Fadli Zon membalas pernyataan Jokowi dengan mengatakan bahwa itu seolah menyindiri diri sendiri. Dia mempertanyakan siapa pihak yang justru selama ini berbohong kepada masyarakat. Dia menyindir kebohongan itu, misal, janji-janji yang tak ditepati.

"Kebohongan adalah orang yang membuat janji-janji, kemudian janji itu tidak ditepati. Itu namanya politik kebohongan," ujar Fadli. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya