Sandiaga Ingin Generasi Milenial Jadi Pemain

Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno menjadi pembicara pada pelatihan OK OCE di Kota Gorontalo, Gorontalo
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

VIVA - Calon Wakil Presiden RI nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno, menantang para milenial untuk berani menjadi pengusaha atau entrepreneur, ketimbang hanya menjadi konsumen saja.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Sebab, bonus demografi yang tengah terjadi di Indonesia beberapa tahun mendatang, bisa berbalik menjadi bencana apabila kaum milenial, pemeran utama dari momen ini hanya berdiam diri menjadi konsumen.

Sandi mengatakan, bonus demografi yang dialami Indonesia hingga 2045 mendatang harus disikapi dengan baik, agar tidak menjadi bencana. Namun, hal itu juga dapat menjadi jendela peluang agar Indonesia menjadi bangsa besar.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

"Kita perlu melakukan sesuatu torehan sejarah, agar milenial tidak menjadi penonton, mereka jadi pemain. Di 2030, kita tujuh besar dunia. Di 2045, insya Allah empat besar dunia," kata Sandiaga, Selasa 13 November 2018.

Tanggung jawab membesarkan bangsa Indonesia, menurut Sandi, merupakan tanggung jawab milenial. Untuk itu, dia memberikan tantangan kepada kaum milenial harus jadi pengusaha.

Komunitas Orang Papua di Yogyakarta Dukung Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran

"Karena 120 juta pasar konsumsi yang ada di Indonesia di tahun 2030 itu didominasi oleh millenial. Seandainya millenial itu tidak menjadi pengusaha, mereka akan jadi konsumen saja. Mereka harus menjadi produsen. Mereka harus menikmati dari pasar yang besar ini, jangan sampai ini diberikan pada produk-produk asing," kata Sandi.

Sandi menyatakan, di bawah kepemimpinan Prabowo-Sandi nanti, pihaknya akan memastikan harga stabil, dan terjangkau, serta harga komoditas tidak jatuh seperti sekarang.

"Kita akan menciptakan permintaannya dengan membangun industri berbasis pengolahan, yang harapan kita bisa menjadi andalan untuk membuka lapangan pekerjaan. Ekspor perkuat, impor kurangi dengan membangun industri yang mensubstitusi produk-produk impor," ujarnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya