Fahri Hamzah Anggap Kritik Prabowo pada Jokowi Seru dan Mencerdaskan

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Politikus Partai Keadilan Sejahtera, Fahri Hamzah mengkritik pola kampanye kedua calon presiden, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, yang masih hanya berfokus pada masa lalu, alih-alih masa depan.

Penampilan Makin Sopan, Nikita Mirzani Ternyata Diawasi Rizky Irmansyah

Jokowi, katanya, sibuk mengklarifikasi tentang janji kampanye pemilu 2014, yang dianggap sebagian kalangan belum terbukti. Sedangkan Prabowo, masih sibuk dalam menjawab tudingan pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu.

Akibatnya, menurut Fahri, rakyat bertanya-tanya apa yang mereka dapat kalau satu di antara calon presiden itu memenangi pemilu. "Kalau sampean (para calon presiden) berkuasa, kami dapat apa? Belum terjawab," ujarnya di Jakarta pada Rabu 14 November 2018.

Yusril Sindir Mahfud soal Narasi dan Petitum Gugatan Sengketa Pilpres Tak Sejalan

Dia mengaku durasi masa kampanye yang ditambah hingga lebih lama, delapan bulan, mestinya difokuskan pada sosialisasi program. Misalnya, Jokowi memaparkan kelanjutan program kerjanya. Sedangkan Prabowo, mengkritik yang dianggap keliru.

Menurutnya, waktu yang lama untuk kampanye agar masyarakat makin paham seperti apa para calon pemimpinnya. Namun, jika hanya sibuk saling olok-olok, justru menjadi kehilangan makna.

Rumor Ganjar Ditawari jadi Menteri Prabowo, Gibran: Yang Nawari Siapa?

"Jika semua fokus mau apa ke depan: tim Jokowi tentu melanjutkan programnya dan membelanya; begitu pula dengan tim Prabowo, melakukan kritik koreksi dan tawaran alternatif ke depan. Tentunya, tidak saja seru dan mencerdaskan, tetapi juga manfaat bagi rakyat," ujar Fahri.

Maka, ia berharap, KPU sebagai penyelenggara pemilu bisa membuat kreasi, sehingga kampanye kedua kubu tidak hanya berolok-olok, tetapi mampu menyentuh masyarakat luas. Dia meyakini, sekeras apapun kritik tidak berbahaya, malahan meningkatkan kualitas demokrasi.

"Demokrasi adalah permainan dinamis dan kadang keras, tetapi tidak berbahaya," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya