- Istimewa/Anwar Sadat
VIVA – Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno mengunjungi Desa Santri Mlangi, Sleman, Yogyakarta, Jumat 16 November 2018. Mlangi merupakan desa dengan hampir 90 persen penduduknya adalah pelaku usaha kecil dari batik, pakaian, kopiah, hingga makanan.
Dalam kunjungan tersebut, Sandi menerima curhatan dari pengusaha UMKM di Mlangi bernama Ati. Wanita itu mengeluh karena dolar AS semakin menguat dan rupiah melemah, sehingga menyulitkan pengusaha melakukan produksi.
Ati bercerita, saat ini sulit mendapatkan bahan untuk membuat produk dagangannya. Salah satu yang cukup sulit didapat adalah karet untuk celana.
"Karet celana impor pak, juga beberapa bahan baju. Jadi kami agak kesulitan. Bagaimana ya pak caranya bertahan," kata Ati seperti dikutip dalam keterangan resminya, Jumat, 16 November 2018.
Sandi mengatakan, naik turunnya dolar karena ekspor Indonesia sangat lemah. Kondisi saat ini kebanjiran produk impor. Maka, tak mengherankan bila dolar menguat berimbas terhadap biaya produksi. Sandi memberi solusi agar Ati melakukan penghematan.
"Buat Bu Ati lakukan penghematan, hindari pengeluaran yang tidak perlu. Karena menaikkan harga bukan jalan keluar di tengah lesunya daya beli. Bangsa ini kaya, tapi kita dibuat bingung, masak karet celana saja impor dari China," kata Sandi sambil menarik karet celana produksi Mlangi.
Kemudian, Sandi menambahkan, di Indonesia banyak sumber daya alam yang seharusnya bisa mengurangi ketergantungan pada impor. Ia berjanji apabila dirinya diberikan amanah memimpin Indonesia, maka dirinya akan membuat dolar stabil agar tidak membebani UMKM.
Ia juga mengatakan, pada tahun 2019, kebijakan ekonomi Indonesia akan lebih baik
"Saya dan Prabowo Subianto, sepakat untuk memberikan perhatian lebih dan energi untuk peningkatan kualitas UMKM. Mereka lah yang harus didukung dari perizinan hingga permodalan," ujarnya