Kubu Jokowi Akui Massa 212 Memang Pemilih Prabowo

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani.
Sumber :
  • Reza Fajri

VIVA – Kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin tidak yakin reuni akbar 212 yang digelar Minggu, 2 Desember 2018 kemarin akan menggerus elektabilitas pasangan mereka di Pemilihan Presiden 2019.

Pemilu 2024 Lebih Teduh Dibanding 2019

Menurut Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani, elektabilitas calon presiden dan calon wakil presiden tak ditentukan dalam aksi itu saja.

"Enggak (menggerus) juga. Kalau soal elektabilitas itu sesuatu yang sifatnya dinamis. Pak Jokowi bisa naik, bisa turun. Pak Prabowo juga bisa naik, bisa turun. Jadi enggak ada cerita menggerus elektabilitas," kata Arsul di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin 3 Desember 2018.

AROPI: Dibanding Musim Pemilu 2019, Tingkat Kepercayaan Terhadap Lembaga Survei Naik 7,6%

Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini juga menilai massa yang hadir saat reuni 212 kemarin memang sudah lama terlihat mendukung calon presiden Prabowo Subianto. Jumlah mereka tentu sudah masuk dalam hitungan elektabilitas Prabowo Subianto.

"Toh pada umumnya yang berpartisipasi di reuni 212 itu kan yang tidak memilih Pak Jokowi, yang sudah dihitung dalam elektabilitas Pak Prabowo," ujar Arsul.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Mengenai apakah kehadiran Prabowo di 212 itu adalah bentuk kampanye, dia menyerahkan penilaiannya kepada masyarakat. Dia sendiri menilai dalam aksi 212 itu juga memang dimaksudkan untuk pemenangan Prabowo.

"Kan kalau bagi kami itu sudah jelas bahwa forum reuni itu memang dimaksudkan untuk mendukung pencapresan Pak Prabowo. Apakah itu dimaknai sebagai kampanye, ya silakan masyarakat yang menilai," kata Arsul.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai Prabowo akan mendapatkan efek elektoral yang besar setelah menghadiri acara itu. Fahri menilai dari kehadiran Prabowo itu, masyarakat menilai kalau Ketua Umum Partai Gerindra itu sosok yang dapat memberi kepastian.

"Sangat besar kalau menurut saya sih. Karena apapun kan calonnya cuma dua. Jadi orang ngebandingin itu apple to apple gitu," kata Fahri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin 3 Desember 2018. (oya)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya