Tim Jokowi Sebut Prabowo Loloskan Caleg Bekas Koruptor

Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Arya Sinulingga (kiri)
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Eduward Ambarita

VIVA – Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Arya Sinulingga, membela koleganya Ahmad Basarah yang dilaporkan ke polisi karena menyebut 'Soeharto guru korupsi'.

KPU Ungkap Alasan Abaikan Permintaan PDIP Tunda Penetapan Prabowo

Menurut Arya, apa yang disampaikan Basarah hanya menyampaikan fakta sekaligus menanggapi ucapan calon presiden Prabowo Subianto tentang korupsi di Indonesia seperti penyakit kanker.

"Kami bisa katakan apa yang disampaikan oleh Pak Ahmad Basarah apa yang selama ini sudah muncul di media massa. Ini kan jawaban terhadap ungkapan Pak Prabowo di Singapura," kata Arya di Posko Rumah Cemara, Jakarta, Selasa, 4 Desember 2018.

Ganjar-Mahfud Gak Nongol di Penetapan Prabowo, Nusron: Harusnya Perlihatkan Kenegarawanan

Arya menyampaikan, pelaporan yang dilayangkan loyalis Soeharto tak tepat. Sebab, banyak jurnal atau penulisan di media massa tentang sepak terjang Soeharto memperkaya diri selama berkuasa. Maka pernyataan Basarah hanya merujuk Ketetapan MPR Nomor 11 tahun 1998 tentang pencanangan program pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme sekaligus mengatur penegakan hukum terhadap mantan presiden Soeharto.

"Soal itu, kan, polemik saja dan apa yang diungkapkan oleh Ahmad Basarah adalah apa yang tertera di media zaman dulu tahun 1998. Itu selalu jelas, Tap MPR berangkat dari poin-poin tersebut, bukan berangkat dari suatu yang tidak ada materinya yang diomongkan oleh Pak Ahmad Basarah," ujarnya.

Pesan Penting Haedar Nashir untuk Prabowo Usai Ditetapkan Presiden Terpilih

Ia pun sangsi pada sikap Prabowo tentang pemberantasan korupsi. Ucapannya pada acara The World in 2019 Gala Dinner yang diselenggarakan majalah The Economist di Singapura, berbalik dalam kenyataan.

Komitmen Ketua Umum Partai Gerindra itu dipertanyakan karena meloloskan kadernya bekas koruptor menjadi calon anggota legislatif atau caleg.

"Harusnya Pak Prabowo mengevaluasi dirinya di Gerindra, bahwa ternyata dia juga meloloskan orang seperti itu di partainya. Dan beliau juga tokoh di Jakarta, kemarin hampir jadi wakil gubernur. Disebut-sebut tokoh yang angat kuat menjadi wakil gubernur. Nah, ini harusnya sebelum kita menyapu itu, sapu harus dibersihkan dulu dari kotoran-kotoran itu," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya