Tim Jokowi: Dana Kampanye Paling Banyak untuk Bayar Saksi

Bendahara TKN Wahyu Sakti Trenggono
Sumber :
  • VIVA / Bunga Limita

VIVA – Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin terus memperbarui jumlah uang yang masuk untuk kepentingan operasional kontestasi pemilu tahun depan.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Meski tak menyebut nominal, rekening dana kampanye secara bertahap terus bertambah seiring kesediaan individu ataupun kelompok yang ingin menyumbang. 

Bendahara TKN Wahyu Sakti Trenggono menegaskan, sumbangan bersifat sukarela karena rekening dana kampanye sendiri telah diumumkan kepada publik.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

"Kita karena gotong royong, setiap ada dana pendanaan, bareng-bareng, jadi angkanya terus diperbarui. Tapi enggak sampai triliun-triliun," kata Trenggono saat menghadiri workshop dan pelatihan tim kampanye daerah di kawasan Jakarta Pusat, Jumat, 7 Desember 2018.

Pria yang akrab disapa 'Mas Treng' ini mengungkapkan, operasional dana kampanye banyak dihabiskan untuk pembiayaan saksi.

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

Ia mengasumsikan, honor tiap saksi sekitar Rp200-300 ribu yang kurang lebih berada di satu juta pemungutan suara atau TPS dalam dan luar negeri.

Biaya itu ditambah pengeluaran alat peraga, biaya kampanye, konsumsi dan transportasi akan tergelontor uang sebesar Rp400 miliar. 

"Di setiap TPS minimal 2 saksi. Tapi saksi akan dibagi. Koordinator ada di TKN tapi semua akan ikut mengawasi. Yang akan besar memang di saksi. Kalau saksi kan khawatir dicurangi," kata dia. 

Terkait pendonor, Trenggono memastikan, pihaknya akan mengedepankan transparansi karena secara periodik diaudit oleh lembaga akuntan publik. 

Ia memastikan, hingga saat ini belum ada perusahaan yang menyumbang karena uang kampanye baru terkumpul dari urunan partai politik secara proporsional dan sejumlah pendukung. 

"Tapi sifatnya gotong royong," kata dia. (ase)

Laporan: Bunga Limita Khalda Lilipaly

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya