- VIVA/Andri Mardiansyah
VIVA – Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengingatkan agar Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu bisa menjaga independensi dalam menjalankan tugas dan fungsi pengawasan Pemilu 2019. JK menyebut etika Bawaslu sebagai lembaga penyelenggara pemilu yang anggotanya memiliki hak pilih.
"Terutama independensi walau Anda punya hak pilih, itu rahasiakan saja. Begitu Anda masuk Bawaslu anda punya etika," kata JK dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Bawaslu seluruh Indonesia di Hotel Mercure, Ancol, Senin 10 Desember 2018.
Ia menambahkan, Pemilu 2019 berbeda dari pemilu-pemilu sebelumnya. Hal itu karena pemilihan legislatif digelar serentak dengan pemilihan presiden. Maka itu, kata dia, setiap TPS nantinya pemilih akan menentang lima kertas suara termasuk mencoblos anggota DPR, DPRD, hingga presiden dan wakil presiden.
"Bahwa pemilu sekarang adalah pemilu terumit di dunia karena ada lima calon atau lima surat suara. Setelah uji coba dibutuhkan 11 menit untuk satu orang. Jadi tentu persiapan (pengawasan) harus lebih matang," ujarnya.
JK menyebut dengan kerumitan itu, kinerja lembaga penyelenggara pemilu seperti Bawaslu punya harapan dari masyarakat. Hal ini penting agar pelaksanaan Pemilu 2019 berjalan dengan jujur dan adil.
"Harapannya pemilu berjalan luber, jurdil dan penyelenggaranya harus independen, dan itu tercermin oleh anggotanya di mana pun. Profesional dan independen," tutur JK. (umi)