Korupsi Zaman Orde Baru Diusulkan Jadi Tema Debat Pilpres

Aksi unjuk rasa kejahatan masa order baru. (Foto ilustrasi).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

VIVA - Sebuah lembaga bernama Indonesia Election Watch menyampaikan korupsi, kolusi dan nepotisme telah menjadi bagian intrinsik atau sudah mendarah-daging di pemerintah Indonesia pada saat rezim Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto (1966-1998).

Sosok Jenderal M Jusuf, Panglima ABRI yang Bikin Soeharto Ketar-ketir Gegara Kalah Pamor

Karena itu, menurut mereka, tidak mengherankan bila Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pernah menyatakan bahwa Presiden ke-2 RI, Soeharto, sebagai pemimpin terkorup di dunia.

"Salah satu tuntutan dari reformasi 1998 adalah pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)," kata Koordinator Nasional Indonesia Election Watch, Nofria Atma Rizki, melalui siaran persnya, Selasa, 11 Desember 2018.

Deretan Pemimpin Negara dengan Latar Belakang Militer, Ada dari Indonesia?

Maka dari itu, dia mengusulkan kepada Komisi Pemilihan Umum agar "korupsi zaman Orde Baru" menjadi materi yang perlu dibahas pada debat calon presiden dan calon wakil presiden nanti.

Menurutnya, hal ini perlu dilakukan agar rakyat Indonesia tidak lupa bahwa Republik ini pernah dipimpin oleh rezim yang otoriter dan korup selama lebih kurang 32 tahun menguras dan merampas kekayaan Indonesia hanya untuk kepentingan kelompok dan keluarganya. Dan juga agar menjadi pelajaran bagi bangsa Indonesia dan sejarah kelam tersebut tidak terulang lagi di masa depan.

Top Trending: 5 Negara Legalkan Pernikahan Jenis, Wanita Nge-prank Presiden hingga Kisah Mualaf Jess

"Kami juga meminta masyarakat untuk jeli melihat rekam jejak dari para calon wakil rakyat yang akan dipilih dan komitmen mereka dalam melawan korupsi apabila mereka terpilih nanti," ujarnya.

Nofria menambahkan usulan itu dia sampaikan ke KPU pada siang tadi, dengan memberikan surat secara resmi. (ase)

Jenderal Hoegeng

Kisah Jenderal Hoegeng, Sosok Polisi Sejati Indonesia

Pernahkah dengar kiasan, polisi jujur hanya ada tiga. Yakni polisi tidur, patung polisi, dan Jenderal Hoegeng. Mengapa Jenderal Hoegeng? Siapa dia? Ini kisah perjalananya

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024