Percetakan di Malang Kewalahan Layani Lonjakan Orderan Atribut Caleg

Seorang pekerja percetakan memeriksa kalender alat peraga kampanye caleg untuk pemilu di sebuah unit usaha percetakan di Malang, Jawa Timur, pada Jumat, 4 Januari 2019.
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Usaha percetakan mulai panen pesanan aneka atribut atau alat peraga kampanye menjelang Pemilu 2019. Omzet bisnis mereka melonjak bahkan hingga mencapai 200 persen dibanding selain momentum pemilu.

Bersyukur Prabowo Jadi Presiden, Begini Reaksi Titiek Soeharto saat Ditanya Ibu Negara

Sunaryo Santoso, pemilik Bintang Offset di Ruko Borobudur, Kota Malang, Jawa Timur, mengaku bahwa pemesanan meningkat sejak masa kampanye calon presiden maupun calon anggota legislatif. Ia bahkan kewalahan menerima orderan dari para politikus yang berkompetisi di tahun politik ini.

Dia membenarkan, orderan mulai mengalir deras hingga lebih dua kali lipat sejak Oktober 2018. Bahkan, katanya, pesanan cenderung meningkat sejak Januari 2019 dan diperkirakan terus bertambah dalam satu-dua bulan mendatang. Kebanyakan yang memesan memang para caleg DPR RI dan DPRD kota.

Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Anies Ungkit Pilpres 2024 Banyak Catatan

Ketika ditemui di bengkel kerjanya pada Jumat, 4 Januari 2019, Sunaryo membeberkan aneka alat peraga kampanye yang paling banyak dipesan, di antaranya banner, poster, kalender, brosur hingga kartu nama caleg. Sebagai antisipasi agar orderan tak molor, dia terpaksa menambah jam kerja dan jumlah pegawai.

Sunaryo menetapkan dua waktu kerja selama dua puluh empat jam, yakni siang dan malam. Dia merekrut lagi lima karyawan, sehingga total pegawainya kini 25 orang, yang semua dibagi dalam dua kelompok untuk bekerja bergantian siang atau malam.

KPU Akan Batasi Maksimal 600 Pemilih Per TPS untuk Pilkada 2024

"Istirahat masing-masing jam kerja dua jam karena mesin harus istirahat dua jam sebelum kembali berproduksi," ujar Sunaryo.

Dia mengaku sudah menerima orderan dari sedikitnya 25 caleg sejak Oktober tahun lalu sampai awal Januari 2019. Masing-masing caleg menjalin kontrak kerja sama dengan nilai pesanan sebesar Rp100 juta. Pesanan harus dikerjakan sesuai kontrak kerja sama yang telah disepakati.

"Biasanya saya menolak kalau soal deadline (tenggat pengerjaan) mepet. Jika sanggup, ya, saya menerima, karena kalau banner atau poster, cepat, bisa sekali langsung jadi dengan mesin. Kalau kalender, itu bisa seminggu, karena kapasitas mesin untuk kalender empat puluh ribu lembar per hari," ujarnya.

Selain pemesanan meningkat tajam saat musim kampanye, ada beberapa kendala dalam proses produksi, di antaranya ketersediaan bahan baku kertas untuk memproduksi kalender. Dia memperkirakan, itu karena memang permintaan secara nasional juga meningkat sehingga pasokannya menjadi lebih terbatas. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya