Perkumpulan Swing Voters Keluhkan Kinerja KPU dan Bawaslu

Ilustrasi Pemilih pemula mengikuti sosialisasi pemilihan umum (pemilu) legislatif dan presiden 2019 yang dilaksanakan Komisi Independen Pemilihan (KIP) di Banda Aceh, Aceh
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

VIVA – Tiga bulan jelang hari pemungutan suara Pemilu serentak 2019, kinerja lembaga penyelenggara pesta demokrasi menjadi sorotan. Kontroversi persiapan pileg dan pilpres 2019 ikut menarik perhatian swing voters atau masa pemilih yang mengambang karena belum menentukan pilihan.

KPU Ungkap Alasan Abaikan Permintaan PDIP Tunda Penetapan Prabowo

Ketua Umum Perkumpulan Swing Voters (PSV) Adhie M. Masardi mengkhawatirkan kinerja anggota lembaga penyelenggara seperti KPU dan Bawaslu. Ia menyoroti sejauh ini belum ada sikap jelas dari KPU dan Bawaslu soal polemik daftar pemilih tetap (DPT) sampai kotak berbahan karton tahan air atau disebut kotak kardus.

“Sampai sekarang kami belum melihat kejelasan KPU dan Bawaslu menyikapi karut-marutnya DPT (daftar pemilih tetap), keamanan kotak suara dari kardus, mekanisme pelaksanaan orang sakit jiwa dalam praktik pencoblosan," kata Adhie dalam keterangannya, Selasa, 8 Januari 2019.

KPU Akan Batasi Maksimal 600 Pemilih Per TPS untuk Pilkada 2024

Adhie menambahkan, persoalan lain seperti pengunaan teknologi informasi dalam model pengumpulan suara dari tempat pemungutan suara atau TPS. Ia menekankan hal ini karena penting bagi TPS di luar negeri.

Lalu, ia menyinggung integritas penyelenggara pemilu harus tetap dijaga. Integritas ini mengaitkan isu 7 kontainer surat suara dan mekanisme debat capres dan cawapres. Adhie juga khawatir adanya respons cepat soal pelaporan ke ranah hukum justru memunculkan persepsi lain di publik.

Harapan Prabowo Jelang Penetapan Presiden-Wakil Presiden Terpilih 2024 di KPU

“Mengadukan isu 7 kontainer surat suara ke Bareskrim Polri menimbulkan persepsi publik ada ‘ikatan batin yang kuat’ antara KPU, pemerintah, petahana dan pendukungnya,” tutur Adhie yang merupakan Juru Bicara Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid itu.

Kemudian, ia menambahkan persepsi publik muncul soal KPU diduga kehilangan independensinya karena dicoretnya penyampaian visi misi sampai bocoran materi debat. “Kesan akomodatifnya penyelenggara pemilu terhadap kehendak kandidat petahana soal mekanisme debat, dihilangkan penyampaian visi misi hingga dibocorkannya materi debat,” ujarnya.

Adhie menekankan dengan kinerja Bawaslu dan KPU seperti sekarang berpotensi mempengaruhi massa swing voters. Sebab, dari upaya PSV yang gencar berusaha meningkatkan partisipasi masyarakat, sudah mendapat keluhan langsung terkait kinerja KPU dan Bawaslu.

Dia mengingatkan swing voters merupakan kalangan rasional yang belum melihat ada harapan dari kandidat peserta pemilu.

“PSV mengedukasi swing voters agar ikut memilih di pemilu seperti pilpres dengan pendekatan demokrasi memberi mandat bila petahana dianggap bagus. Memilih lawannya bila petahana dirasakan tak menjalankan roda pemerintahan dengan baik," tutur Adhie. (sah)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya