Debat Capres Dikritik Enggak Gereget, Ini Pembelaan KPU

Ketua KPU Arief Budiman (tengah) didampingi Komisioner KPU dan Bawaslu menyampaikan keterangan pers seusai melakukan pengecekan terkait informasi tujuh kontainer surat suara yang sudah tercoblos di kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Pelabuhan Tanju
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

VIVA – Debat perdana calon presiden dan calon wakil presiden selesai digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Kamis, 17 Januari 2019. Pasca debat, berbagai penilaian muncul dari publik. Kritikan disuarakan ke KPU karena debat dinilai kurang gereget.

KPU Ungkap Alasan Abaikan Permintaan PDIP Tunda Penetapan Prabowo

Sebagian kalangan pernah menyindir debat capres-cawapres kali ini mirip cerdas cermat anak sekolah. Alasannya karena diberi kisi-kisi terlebih dahulu.

Merespons penilaian tersebut, Ketua KPU Arief Budiman mengatakan, pihaknya sudah berusaha maksimal dalam mempersiapkan debat. Menurut dia, debat semalam tetap berjalan seru.

KPU Akan Batasi Maksimal 600 Pemilih Per TPS untuk Pilkada 2024

Meski diberikan kisi-kisi, paslon tak mengetahui pertanyaan mana yang akan diberikan.

"Dia (paslon) ditanya dari orang yang tidak tahu, si A akan dapat yang mana. Apa tahu pertanyaan untuk dia? Tidak tahu dia pertanyaan yang a, yang b, yang c dan e," kata Arief di Kantor KPU RI, Jumat 18 Januari 2019.

Harapan Prabowo Jelang Penetapan Presiden-Wakil Presiden Terpilih 2024 di KPU

Arief menekankan bila kandidat berargumen normatif, maka itu di luar wewenang KPU. Dia pun meminta agar semua pihak bisa objektif dalam melihat pro dan kontra ini.

"Bahwa kandidat itu jawabannya normatif dan datar, itu sudah urusan kandidat," ujarnya.

Kemudian, ia mengatakan, apabila debat disamakan dengan ujian anak sekolah, itu juga tak tepat. Sebab, masing-masing kandidat diberikan kesempatan untuk melontarkan pertanyaan dan juga memberikan tanggapan.

"Tidak cukup dia menjawab, paslon lain menanggapi, tidak cukup hanya menanggapi, dia dikasih menjawab tanggapan," kata Arief.

Dia pun tak setuju bila konsep debat yang dirancang KPU dianggap cerdas cermat. "Makanya saya bilang, ini bukan sekedar ujian anak SD yang apa namanya, hafalan, bukan," ujarnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya