TKN Optimistis Elektabilitas Jokowi Sulit Disalip Prabowo

Capres Pemilu 2019, Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Tim Kampanye Nasional (TKN) optimistis elektabilitas Joko Widodo-Ma’ruf Amin masih unggul dan tak akan disalip rivalnya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Juru Bicara TKN Ace Hasan Syadzily menekankan hasil Media Survei Nasional atau Median berbeda dengan hasil lembaga survei sebelumnya.

Bahlil Yakin Jokowi Mau Bertemu dengan Megawati: Tidak Perlu Grasah Grusuh

Ace membandingkan survei Median dengan Charta Poltika yang berbeda. Bila berdasarkan Median maka selisih elektabilitas tinggal satu digit yaitu 9,2 persen. Sementara itu, versi Charta Politica memperlihatkan jarak 20 persen.

"Jika menemukan lembaga survei yang beda sendiri, patut dicurigai motifnya dan juga keandalan metodologinya," kata Ace dalam keterangannya, Selasa, 22 Januari 2019.

Luhut Sebut Apple Bakal Investasi Besar: Tim Cook Baru Sadar RI Potensial

Ace juga membandingkan survei Median dengan Populi Center, LSI Denny JA, hingga Indikator Politik yang menyebutkan elektabilitas Jokowi di atas 50 persen. Tapi, hanya Median yang menampilkan elektabilitas Jokowi 47,9 persen.

"Seperti yang sudah saya sampaikan, kalaupun kita terpaksa mengikuti framing Median yang ngikut klaim survei internal paslon 02. Selisih 9,2 persen juga berat bagi paslon 02 untuk mengejar elektabilitas Jokowi," kata Ace.

Bahlil Bocorkan Isi Pembicaraan Jokowi dan Tony Blair: Energi Baru hingga IKN

Ia menjelaskan, Median menyebut kenaikan suara paslon 02 cenderung lambat. Dalam tiga bulan naik sekitar 3,2 persen. Maka dalam tiga bulan ke depan pun, dengan pola seperti itu,  paslon 01 tidak akan terkejar.

"Melihat berbagai blunder 02 dan semakin panasnya mesin partai 01, bisa jadi elektabilitas 01 tidak tertandingi," kata Ace.

Baca: Elektabilitas Jokowi Stagnan, Tim Prabowo Optimis Bakal Nyalip

Kemudian, Ace menegaskan publik perlu kritis terhadap hasil survei dari lembaga survei yang partisan. Bahkan harus melihat dulu track record lembaga survei tersebut.

"Sandingkan dengan hasil lembaga survei yang lain. Kalau hasil surveinya nyeleneh sendiri patut diduga lembaga survei tersebut sedang membangun framing politik," tutur Ace. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya