Ma'ruf Bicara Konsep Ekonomi Umat vs ‘Tetesan ke Bawah’ Konglomerasi
- ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
VIVA – Calon wakil presiden Ma'ruf Amin berpendapat bahwa pemberdayaan ekonomi mesti mencakup seluruh lapisan masyarakat. Ia menekankan kolaborasi adalah kunci mengatasi kesenjangan ekonomi.
"Dilakukan kolaborasi, kerja sama, kemitraan, sinergitas sehingga yang kuat, tetap kuat; yang lemah menjadi kuat. Ini yang namanya sinergi," katanya di Nganjuk, Jawa Timur, dalam rangkaian tur kampanye politiknya di provinsi itu pada Rabu, 23 Januari 2019.
Dahulu, kata Ma'ruf, arah pembangunan ekonomi banyak melahirkan konglomerasi karena pertumbuhan ekonomi elite itu diharapkan berdampak pada kalangan menengah ke bawah, sebagaimana konsep ekonomi trickle down effect atau efek menetes ke bawah.
Tetapi, menurutnya, perekonomian elite itu ternyata tak ‘menetes ke bawah’, sebagaimana yang diharapkan, malahan sebaliknya, menciptakan kelas baru yang lebih sedikit, yakni konglomerasi. Sekarang, katanya, konsep itu diubah dengan gagasan baru yang dia sebut 'Arus baru ekonomi Indonesia'.
Ia juga menekankan, bicara pemberdayaan ekonomi tidak harus membenturkan umat atau masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah dan konglomerat, melainkan dapat dikolaborasikan agar keduanya sama-sama berdaya.
Ma'ruf, yang juga anggota dewan pengawas di sejumlah bank syariah, mengatakan bahwa tiga hal agar ekonomi umat menjadi kuat: kemauan masyarakat, pemerintah yang memproduksi regulasi memudahkan dunia usaha, dan kesiapan kolaborasi.
"Dan kemauan konglomerat untuk kerja sama [atau] berkolaborasi ini yang ingin kita dorong," katanya. (ase)