Puisi Doa yang Tertukar, Yenny Wahid: Fadli Zon Jangan Su'ul Adab

Ketua Panitia Harlah Ke-73 Muslimat NU, Yenny Wahid
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

VIVA – Putri mendiang KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid, memperingatkan Wakil Ketua Partai Gerindra Fadli Zon agar memperhatikan adabnya.

Yenny Wahid: Ambil Bansosnya, Coblosnya Tetap Nomor 3

Itu dikatakan Yenny, saat diminta tanggapannya mengenai puisi 'Doa yang Tertukar' oleh Wakil Ketua DPR itu yang disebut menghina ulama sepuh NU KH Maimoen Zubair.

"Kalau yang dia maksud Mbah Maimoen Zuber itu namanya su’ul adab artinya tidak punya etika, kok orang sepuh dihina seperti itu di-kau kau kan dibilang makelar doa, pokoknya menurut saya tidak beretika kalau yang dituju itu Mbah Maimoen," kata Yenny, Jakarta, Kamis 7 Februari 2018.

Banyak Guru Besar Kritik Jokowi, Yenny Wahid: Jadi Keprihatinan yang Luar Biasa

Mbah Moen, kata Yenny, hanya salah menyebut nama yang harusnya Jokowi menjadi Prabowo. Tapi esensi kalimat dari awal menurutnya adalah mengarah ke Jokowi. Menurut dia, hal itu adalah hal yang wajar. Apalagi usia Mbah Moen tidak muda lagi.

"Anak saya tiga, saya suka salah manggil nama, yang nomor satu dipanggil nomor dua, nomor dua salah panggil nomor tiga, apalagi Mbah Maimoen yang sudah lebih sepuh, saya yang usianya setengahnya dari Mbah Maimoen sering salah manggil nama anak sendiri," jelas Yenny.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Dalam suasana pilpres, Yenny memahami bahwa semua bisa dibawa ke ranah politik. Hanya ia meminta, agar adab juga diperhatikan, tidak menghina ulama apalagi Mbah Moen sangat dihormati di NU.

"Nanti mau enggak dituduh menghina ulama? Mbah Moen kan ulama yang sangat kharismatik yang jadi panutan banyak orang," katanya.

Bagi warga Nahdliyin, Mbah Moen sangat dihormati. Yenny mengatakan, bahkan setiap ketemu selalu mencium tangannya bolak balik, tanda hormat mereka ke kiyai tersebut.

Maka ia meminta Fadli Zon, kalau pun hendak mendukung Prabowo, tidak menjadi masalah. Asal jangan bersikap suul adab ke Mbah Moen. "Keluarga NU banyak yang enggak terima dan ucapan Pak Fadli Zon akan blunder. Harusnya kalau membela Pak Prabowo jangan dengan menghina ulama dong apalagi menghina ulama NU," katanya.
    
Soal ini, Fadli Zon sudah memberikan klarifikasi seperti yang dia sampaikan di akun Twitter Menteri Agama Lukman Hakim Saefudin yang meminta tabayun ke Wakil Ketua DPR Fadli Zon terkait 'kau' yang ditulis dalam puisi berjudul doa yang ditukar.

Puisi ini dibuat Fadli untuk menyindir adanya upaya meralat doa yang dipanjatkan Kiai Maimoen Zubair saat menyebut capres Prabowo Subianto.

Fadli pun merespons pertanyaan Menag Lukman dengan jawaban singkat. Ia menegaskan kata 'kau' yang ditulisnya dalam puisi bukan dimaksudkan kepada KH Maimoen Zubair.

"Pak Lukman yb, jelas sekali bukan. Itu itu penguasa n makelar doa," demikian tulis Fadli menjawab Lukman.

Sebelumnya, dalam puisi Fadli Zon memang ada bait dengan kata kau. Bahkan, disertai sejumlah bait kalimat sindiran seperti dibisiki kacung makelar, skenario berantakan

"Doa sakral, kenapa kau tukar, direvisi sang bandar, dibisiki kacung makelar, skenario berantakan bubar, pertunjukan dagelan vulgar," tulis Fadli dalam puisinya, dua hari lalu. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya