Sandiaga Minta KPU Batasi Pendukung Paslon yang Hadir di Debat Pilpres

Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anwar Sadat

VIVA – Banyaknya pendukung kedua pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, yang hadir di lokasi debat, dinilai sangat mengganggu masyarakat yang menonton di layar televisi. 

Sandiaga Khawatir Gelombang Ketiga Corona yang Lebih Dahysat

Hal itu dialami langsung oleh calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahudin Uno ketika menonton di layar televisi bersama warga di area Cibinong, Bogor, Jawa Barat. 

"Dengan begitu banyak dukungan pendukung paslon 01 dan 02 di sana justru mengganggu bagi kita yang menonton di luar, terutama di pedesaan, selain karena sinyalnya juga kurang baik, banyak sekali interupsi dari moderator menyetop teriakan pendukung itu," kata Sandiaga di Posko Prabowo-Sandiaga di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin, 18 Februari 2019. 

Sandiaga Sarankan Khofifah-Risma 'Tidak Berpolitik' untuk Lawan Corona

Untuk itu, ia meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar dapat mengatur dan dapat membatasi para pendukung kedua pasangan calon yang menonton langsung di ruangan debat. 

"Jadi saya minta secara tegas bahwa Pak Dirman (Sudirman Said) dan tim yang nanti berbicara di KPU, mohon dibatasi kunjungan dari para pendukung paslon, 50 (orang) saja cukup untuk membantu memberikan materi maupun dukungan," ujarnya. 

Sebar Lokasi CFD, Sandiaga Sebut Kebijakan Tepat

Maka, harus dibuat sederhana mungkin dengan jumlah 50 orang masing-masing pendukung paslon yang menonton langsung debat kandidat kedua capres dan cawapres nantinya.

"Tidak perlu terlalu mewah karena kita harus menghemat uang negara juga. Kita harus fokus bukan pada yang hadir di situ, bukan kepada para pendukung, tapi masyarakat, puluhan juta yang belum menentukan pilihan dan perlu sekali mengikuti sesi debat ini sebagai bahan preferensi mereka menjatuhkan pilihan," katanya. 

Menurut dia, yang jadi prioritas adalah bagaimana  menghadirkan debat ini untuk membantu mereka menentukan pilihan. Bukan untuk saling sorak-menyorak dan sampai terdengar di pemirsa di rumah, bunyi peluit, bunyi kayak tepukan balon.

"Menurut saya itu kontraproduktif. Jadi pastikan tidak ada lebih pendukung yang menyuarakan yel-yel dan lain-lain itu cukuplah. Yel-yel itu cukup, yang dibutuhkan sekarang dari debat itu adalah memindahkan faktor emosional ke faktor rasional," ujarnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya