Gerindra: Keuntungan Lahan Prabowo untuk Biayai Kampanye Jokowi

Joko Widodo dan Prabowo Subianto saat debat Capres, 17 Februari 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edhy Prabowo, mengklarifikasi soal kepemilikan lahan calon Presiden Prabowo Subianto di Kalimantan dan Aceh. Ia mengungkapkan, keuntungan pengelolaan lahan tersebut digunakan untuk membiayai Jokowi dalam Pilgub DKI Jakarta.

Pergerakan Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Menhub Budi Beberkan Catatan dari Jokowi

"Yang perlu diketahui bersama, salah satu keuntungan usaha kelola lahan tersebut adalah untuk membiayai kampanye Pak Jokowi saat Pilgub DKI tahun 2012 lalu yang jumlahnya sangat besar," kata Edhy melalui keterangan tertulisnya, Rabu, 20 Februari 2019.

Ia pun sangat menyayangkan dalam perdebatan kemarin Jokowi menyerang sisi pribadi Prabowo tentang kepemilikan lahan di Kalimantan Timur dan Aceh Tengah. Padahal, KPU melarang bila perdebatan menyerempet sisi pribadi.

Prabowo Larang Pendukungnya Demo di MK, Demokrat Beri Pujian: Negarawan dan Komitmen Tinggi

"Sebagaimana penjelasan yang disampaikan Pak Prabowo, bahwa lahan tersebut adalah lahan HGU milik negara yang dapat diambil kapan saja bila negara membutuhkan. Pak Prabowo rela pasang badan mengelola lahan dengan segala keterbatasan, karena Beliau tak ingin lahan luas tersebut dikelola oleh pihak asing. Wakil Presiden Bapak Jusuf Kalla sangat mengerti sejarah pengorbanan Pak Prabowo ini," kata Edhy.

Ia menjelaskan dari usaha kelola lahan tersebut, banyak warga yang dipekerjakan, banyak anak-anak yang disekolahkan, bahkan kontribusi untuk lingkungan sekitar. Hal ini bukan kali pertama Pak Jokowi berbicara menyimpang dari konteks dan lebih menyerang sisi personal. 

Terima Parpol Lain Gabung Koalisi Prabowo, Demokrat Tak Pusingkan soal Jatah Menteri

"Pada debat perdana, Pak Jokowi yang seharusnya menyampaikan capaian atau gagasan tentang masalah hukum dan HAM, juga malah menyerang Pak Prabowo dengan Partai Gerindra," kata Edhy.

Ia sangat menyesalkan dan menyayangkan apa yang dilakukan Jokowi, seperti lupa dengan sejarah pengorbanan Prabowo dan Partai Gerindra yang pernah membesarkan namanya hingga bisa seperti sekarang ini. 

"Kami tak menyangka Pak Jokowi bisa sampai hati menyerang sisi pribadi," kata Edhy.

Ia menambahkan, penyampaian data oleh Jokowi yang salah, diperparah dengan serangan pribadi kepada Prabowo. Serangan itu semakin menunjukkan Jokowi tidak memiliki cukup unsur untuk seorang pemimpin.

"Pak Jokowi seperti kehabisan cara untuk menyampaikan gagasan, sehingga harus menyerang sisi pribadi Pak Prabowo," kata Edhy.

Ia mengatakan, seluruh rakyat Indonesia bisa menilai dengan mata kepala sendiri tentang kedewasaan dan kebijaksanaan Pak Prabowo. Prabowo tidak menyerang balik saat pribadinya diserang Pak Jokowi. 

"Beliau juga tidak emosi, tetap tenang dan menghadapi dengan senyuman. Itulah "The Real Prabowo" yang perlu diketahui bersama-sama. Beliau selalu tegar menghadapi serangan dan tidak pernah ingin balik menyerang. Pak Prabowo seorang kesatria yang ingin memenangkan pertarungan tanpa merendahkan lawan," kata Edhy. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya