Ketum Golkar: Nawacita Jilid II Sudah Disiapkan Jokowi

Ketum Golkar Airlangga Hartarto
Sumber :
  • Dok. Golkar

VIVA – Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, capres petahana Joko Widodo sudah menyiapkan program strategis 2019-2024 yang disebut sebagai Nawacita Jilid II. Golkar merupakan salah satu partai pengusung Jokowi di Pilpres 2019.

Bakal Hijrah ke IKN, Presiden Prabowo dan Wapres Gibran Pakai Mobil Dinas Listrik?

Airlangga menekankan, salah satu prioritas dalam Nawacita Jilid II ini adalah pertumbuhan ekonomi periode 2020-2024 di kisaran 5,4 persen sampai 6 persen.

"Policy empat tahun ke depan. Nawacita jilid II, sudah disiapkan oleh Pak Presiden," kata Airlangga di kantor DPP Golkar, Slipi seperti disampaikan dalam keterangan persnya, Jumat, 1 Maret 2019.

Jokowi Bakal Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk dalam RAPBN 2025

Dia menambahkan Jokowi siap lanjut terpilih untuk periode kedua. Program yang disiapkan itu untuk menyempurnakan kebijakan yang sudah dijalankan di periode pertama. "Saya yakin kalau kompetitor bisa jadi tidak siap yang seperti ini. Ini program tahun 2020-2024," tutur Airlangga.

Untuk kebijakan, Airlangga mengatakan ada beberapa program kebijakan dengan menyasar tiga target prioritas. Ketiga target itu adalah meningkatkan produktivitas, menguatkan industri hulu strategis dan meningkatkan daya saing ekspor manufaktur.

Petinggi PPP Minta Pimpinan Realistis Segera Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Menurut dia, untuk mendukung tiga sektor tersebut maka didukung enam langkah strategis. Pertama, penguatan iklim investasi, keterbukaan perdagangan dan keterlibatan di dalam jaringan produksi global. Upaya kedua dengan penguatan kemampuan riset dan pengembangan inovasi, serta akselerasi adopsi teknologi.

Kemudian, ketiga terkait peningkatan diplomasi ekonomi dan utilisasi perjanjian perdagangan bebas. Keempat, pengoptimalan sumber potensi pertumbuhan ekonomi. Lalu, Airlangga menyebut langkah kelima soal penguatan pilar pendukung pertumbuhan sektor manufaktur.

Upaya terakhir atau langkah keenam yaitu penciptaan kebijakan makroekonomi yang kondusif. Hal ini penting karena untuk menopang pengembangan industri manufaktur. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya