SMRC Ungkap 5 Persen Warga Banten Percaya Rumor Jokowi Kader PKI

Deny Irfani, Direktur riset SMRC, dalam pemaparan hasil survei lembaga itu tentang elektabilitas dua pasang calon presiden dan wakil presiden di Kota Serang, Banten, pada Senin, 18 Maret 2019.
Sumber :
  • VIVA/Yandi Deslatama

VIVA – Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil surveinya tentang persaingan ketat dua pasang calon presiden dan wakil presiden di Banten dengan perbedaan persentase elektabilitas yang hanya 1,5 persen.

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI Terpilih 2024-2029

Menurut SMRC, pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin unggul 43,2 persen dibandingkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang meraih 41,7 persen. Namun masih ada 15 persen pemilih yang belum menentukan pilihannya.

"Dukungan kepada calon presiden dan wakil presiden masih bisa berubah. Sekitar 12 persen dari yang sudah memilih menyatakan masih besar kemungkinan untuk berubah pilihan," kata Deny Irfani, Direktur riset SMRC, saat ditemui di Kota Serang, Banten, pada Senin, 18 Maret 2019.

Ketua Umum Projo Isyaratkan Mesti Ada Parpol di Luar Pemerintahan Prabowo-Gibran

Tipisnya selisih dukungan kedua pasang kandidat membuat SMRC tidak bisa menyimpulkan siapa yang bakal merebut simpati pemilih di Banten. Sebab masih ada 15 persen pemilih yang belum menentukan pilihannya.

"Namun yang lebih mengkhawatirkan lagi, masih banyak pemilih di Banten yang tidak dapat membedakan antara fakta dan hoax," ujarnya.

Ini Deretan Menteri Jokowi yang Hadir di KPU Saksikan Penetapan Prabowo Presiden

SMRC mensurvei warga Banten pada 27 Februari sampai 8 Maret 2019. Metodologi yang digunakan ialah multistage random sampling dan memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sebesar 2,5 persen.

Tingkat kepercayaan mencapai 95 persen dengan populasi sampel sebanyak 1.620 responden, khusus warga Banten yang memiliki hak pilih.

Temuannya pun cukup mengejutkan, yaitu sebanyak 35 persen warga Banten terpapar fake news atau berita palsu alias rumor dan 5 persennya percaya bahwa Jokowi ialah kader atau anggota PKI.

Lalu, orang yang percaya kalau Jokowi memusuhi Islam sebanyak 23 persen, memusuhi ulama sebesar 21 persen. Jika diproyeksi, ada sekitar 290 ribu pemilih percaya akan isu itu.

Sedangkan bagi Prabowo, warga yang tahu dia dipecat dari TNI sebesar 29 persen dan fakta bahwa keluarga besar Prabowo tidak beragama Islam sebanyak 21 persen.

"Semua temuan ini menunjukkan bahwa masih banyak pemilih di Provinsi Banten yang tidak dapat membedakan fakta dan hoax," kata Deny.

Secara umum, hasil penelitian SMRC menunjukkan Jokowi hanya akan dipilih oleh 4 persen yang percaya dengan fake news. 

Selain itu, informasi bahwa Prabowo dipecat dapat menurunkan peluang terpilihnya mencapai 23 persen. Sedangkan informasi bahwa keluarga Prabowo bukan beragama Islam dapat menurunkan peluang dipilihnya mencapai 37 persen.

"Warga yang lebih banyak terpapar oleh fake news tentang Jokowi adalah mereka yang tinggal di perkotaan, usia muda, pendidikan dan pendapatan lebih tinggi, dan sering mengakses internet," ujarnya. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya