JK: Bahaya jika Ujian Nasional Dihapuskan

Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Sumber :
  • VIVA/Reza Fajri

VIVA – Dalam debat calon wakil presiden pada Minggu, 17 Maret 2019, cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno menjanjikan akan menghapus Ujian Nasional atau UN. Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai usulan Sandi tersebut berbahaya.

7 Tips Menghadapi Ujian Nasional: Persiapan yang Efektif untuk Sukses

"Jadi kalau mau dihapuskan, itu berbahaya, justru itu untuk kualitas pendidikan. Ada UN saja pendidikan kita masih rendah, apalagi kalau tidak ada," kata JK di Kantor Wapres di Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa 19 Maret 2019.

Wapres menjelaskan, Ujian Nasional ada hubungannya dengan Undang Undang Pendidikan, yakni sebagai bagian dari evaluasi tingkat pendidikan di seluruh daerah di Indonesia.

Sepenggal Kisah Awak KRI Nanggala Raih Nilai Sempurna Ujian Fisika SMA

"Karena di UU itu pemerintah harus secara teratur mengevaluasi. Salah satu cara evaluasi ya lewat ujian. Evaluasi gimana bahwa di sini daerahnya baik, daerah sini rendah, tanpa Ujian Nasional," ujar JK.

Terkait usulan Sandi mengenai penelusuran minat dan bakat siswa, menurut Wapres, pengukuran parameternya akan sulit dilakukan. Hal itu karena banyaknya jumlah siswa di Indonesia.

Kemenag Tiadakan UN Bagi Madrasah, Ini Syarat Kelulusan Siswa

"Berapa siswa tiap tahun? 5 juta. Gimana bisa Anda (mengukur) bakatnya 5 juta orang tiap tahun," kata JK.

Sebelumnya, Sandiaga Uno menegaskan jika mendapat amanat memimpin maka siap menghapus Ujian Nasional. Sebagai gantinya, UN akan berubah menjadi penelusuran bakat dan minat.

Alasan Sandiaga mewacanakan penghapusan ujian tahap akhir itu karena memakan biaya besar bagi sistem pendidikan.

"UN ini adalah salah satu sumber biaya yang tinggi bagi sistem pendidikan kita untuk anak-anak di rumah," kata Sandi dalam debat di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu 17 Maret 2019.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya