Politikus Malaysia Kaget Lihat Kertas Suara Pemilu Indonesia

Politisi dari Partai Islam Malaysia (PAS) berkunjung ke KPUD Kota Depok.
Sumber :
  • Zahrul Darmawan

VIVA – Sejumlah perwakilan politikus dari Partai Islam Malaysia (PAS), Kerajaan Kelantan, Malaysia, mengaku kagum dengan sistem pemilihan umum yang berlangsung di Indonesia. Tak hanya itu, beberapa delegasi dari negara sahabat itu juga kaget dengan pelaksanaan pesta demokrasi yang berlangsung di negara ini.

Pemilu 2024 Lebih Teduh Dibanding 2019

Salah satu yang menjadi sorotan sejumlah politikus Malaysia itu adalah ukuran surat suara atau kertas pemilih yang dinilai sangat besar. Berbeda dengan kertas suara saat pemilu di Malaysia.
 
Hal ini diungkapkan saat mereka berkunjung dan berdiskusi di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok, Jawa Barat, Selasa 19 Maret 2019.

“Mereka melihat (surat) suara kita yang katanya besar sekali, mereka kaget. Katanya sangat berbeda dengan yang mereka punya,” ujar Komisioner KPU Depok, Jayadin.

AROPI: Dibanding Musim Pemilu 2019, Tingkat Kepercayaan Terhadap Lembaga Survei Naik 7,6%

Tak hanya itu, para politikus Malaysia ini juga sempat membandingkan jumlah pemilih antara Indonesia dan Malaysia, khususnya di Kelantan yang angkanya sangat berbeda jauh.

“Kalau di kita kan yang memilih atau jumlah DPT (Daftar Pemilih Tetap) ada sekitar 33 juta jiwa untuk satu wilayah doang, yakni di Jawa Barat. Nah mereka itu 33 juta itu untuk satu negara. Ya jelas lah mereka juga kaget luar biasa," katanya.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Kemudian, lanjut Jayadin, mereka juga sempat mempertanyakan sistem pemilihan yang dilakukan secara serentak, yakni calon presiden hingga legislatif.

“Pada intinya mereka memberikan apresiasi buat kita semua dengan data pemilihan begitu banyak dan luar biasanya, katanya itu sanggup karena dikelola dengan baik,” ujarnya.

Beberapa poin sistem pemilu di Indonesia, bahkan bakal diadopsi oleh PAS. Namun, hal itu tentunya harus melalui tahap kajian. Sebab, banyak perbedaan antara Indonesia dan Malaysia. Seperti luas geografis dan jumlah populasi penduduk.

“Mungkin mereka akan mengambil yang bisa diterapkan," tuturnya.

Selain itu, perwakilan PAS juga sempat membahas cara menangkal hoax atau berita bohong serta isu SARA (Suku, Agama, Ras, Antargolongan) dan cara mengantisipasi money politic atau politik uang.

“Kata mereka situasi politik di sini tidak sepanas yang dibayangkan. Memang pemilu kita jadi trending topic dunia. Khususnya pemilihan presiden sangat tergambar banget. Tadi mereka datang ke sini untuk mempelajari tentang pemilihan presiden, perwakilan daerah parlemen dan sebagainya seperti itu," ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya