Soal 'Jokowi Tak Terpilih NU Jadi Fosil', Sandi: Itu Fitnah

Sandiaga Uno komentari video soal
Sumber :
  • VIVA/Anwar Sadat

VIVA – Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno, menanggapi terkait beredarnya video diduga kampanye hitam yang menyebutkan apabila Jokowi-Ma'ruf kalah, maka Nahdlatul Ulama akan menjadi fosil, tidak ada ada tahlil dan zikir di Istana Negara.

PBNU Beri Ucapan Selamat ke Prabowo-Gibran sebagai Pemenang Pilpres 2024

Menurut Sandiaga, pernyataan seorang ustaz dalam video itu adalah satu hoaks yang dibuat untuk menurunkan elektabilitas Prabowo-Sandi.

Eks Wakil Gubernur Jakarta ini menegaskan, tidak akan melarang adanya zikir dan tahlil di Istana jika mereka menang. Menurutnya, segala bentuk kegiatan yang baik tidak ada salahnya tetap dilakukan.

Hilal Tak Terlihat, Gus Yahya-PBNU: Besok Belum Masuk Ramadhan

"Sudah kami luruskan, kita komitmen kampanye tanpa hoaks. Jadi itu semua fitnah dan bohong," kata Sandi di kawasan perkampungan industri kecil, Jakarta Timur, Rabu, 20 Maret 2019

Sandi mengungkapkan bahwa dirinya sendiri merupakan sosok yang lahir dan dibesarkan di keluarga ahlussunnah wal jamaah. Maka dari itu, amalan-amalan seperti zikir, tahlil dan lain sebagainya tidak akan dilarang. 

4 Ketentuan Penting dalam Penentuan Hilal Awal Bulan Hijriah

"Sesuai dengan kultur ritual kita yang diajarkan oleh orang-orang tua kita. Saya ini dibesarkan di keluarga ahlussunnah wal jamaah, ya kita akan jalankan sesuai ritual," ujarnya.

Sandi lalu terkesan menyindir sosok yang berceramah dan menyebarkan video kampanye hitam tersebut. Menurutnya, komitmen kampanye tanpa hoaks jangan cuma jadi jargon semata, namun harus juga diaplikasikan.

Dirinya bersama Prabowo Subianto menyatakan bakal berkampanye tanpa hoaks. Pasangan calon yang diusung Gerindra, PAN, Demokrat, PKS dan Berkarya ini mengatakan akan lebih memilih fokus membidik isu ekonomi.

"Katanya komit kampanye tanpa hoaks. Tapi kalau kita fokus di isu ekonomi," ujar Sandi.

Meski begitu, Sandi tak mau membawa kasus ini ke Bawaslu. "Enggaklah. Enggak perlu," ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya