Ma'ruf Targetkan Menang 70 Persen di Bengkulu

Debat Ketiga Cawapres Pilpres 2019, Ma'ruf Amin
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA - Calon Wakil Presiden, Ma'ruf Amin mengajak seluruh relawan untuk bekerja keras memenangkan Pilpres 2019. Namun, tanpa harus mengorbankan persatuan.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

"Berbagai cara dilakukan, termasuk door to door dari darat, udara, dan langit," ujar Ma'ruf, saat berkunjung ke Bengkulu, dikutip melalui keterangan persnya, Kamis 21 Maret 2019.

Pada kesempatan itu, Ma'ruf menargetkan, pasangan nomor urut 01 bisa menang di Bengkulu, sekitar 70 persen.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

"Kalau di Pulau Jawa, mungkin agak sedikit halus. Kalau di Sumatera, karena karakter berbeda, maka agak sedikit lebih tegas sesuai dengan semangat orang Sumatera, yakin akan menang 70 persen di Bengkulu," kata Ma'ruf.

Apalagi, lanjut Ma'ruf, Joko Widodo sudah meletakkan landasan untuk kemajuan Indonesia. Maka itu, harus didukung. Namun, di dalam kerja keras untuk menang itu, ia mengingatkan untuk tetap terus menjaga keutuhan bangsa dan menghindari terjadinya konflik. Tidak boleh menghalalkan segala cara.

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

"Kita harus menjaga merawat keutuhan bangsa ini dan mencegah terjadinya konflik, mencegah terjadinya paham-paham intoleran, baik dari kalangan Islam maupun non-Islam," ujar Ma'ruf.

Empat Bingkai

Lebih lanjut, Ma’ruf menjabarkan empat bingkai kerukunan yang harus dijaga oleh bangsa Indonesia. Menurutnya, di tahun politik seperti saat ini, empat bingkai tersebut harus dijaga. Hal itu, agar hubungan antarmasyarakat tetap rukun dan maju.

Pertama, lanjut Ma'ruf, bingkai politis. Indonesia memiliki bingkai politis yang menyatukan seluruh bangsa, termasuk kerukunan beragama. Ia mengatakan, kerukunan modal bernegara dan unsur utama, yaitu kerukunan antarumat beragama.

"Jika antarumat beragama tidak rukun, stabilitas keamanan negara akan terganggu. Karena itu, potensi konflik antar-umat beragama harus dicegah," kata Kiai asal Tangerang Banten ini.

Ia menyebutkan, Indonesia pernah mengalami kerusuhan disebabkan oleh sentimen agama, yaitu di Poso dan Ambon. Sehingga, menjadi sebuah pelajaran bagi bangsa Indonesia untuk mencegah terjadi kembali.

Kedua, lanjut Ma'ruf, yaitu bingkai yuridis. Ia mengungkapkan, harus ada upaya menangkal masuknya ideologi yang melahirkan kelompok intoleran dan bertentangan dengan Pancasila ataupun Undang-undang Dasar 1945.

"Soal khilafah, enggak usah petenteng-petenteng, proporsional saja yang tidak menyalahi kesepakatan. Kalau orang menyalahi kesepakatan, bubar NKRI," ujar Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia itu.

Selanjutnya, bingkai kearifan lokal. Menurut dia, kearifan lokal tidak bisa diganggu, karena menyentuh langsung pada budaya dan kepercayaan warga setempat.

Bingkai keempat adalah teologi. Menurutnya, setiap masyarakat harus mengetahui batasan-batasan untuk tidak melukai umat yang berbeda keyakinan. "Umat beragama harus membangun teologi kerukunan. Jangan teologi konflik," tuturnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya