TKN Nilai Hoax Bikin Redup Prestasi Jokowi

Capres 01 Joko Widodo (Jokowi).
Sumber :

VIVA – Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily, menanggapi pernyataan Jokowi yang akan melawan fitnah. Ia menilai hal itu perlu dilakukan karena menutup objektivitas keberhasilan terhadap kinerja pemerintahan yang telah ditorehkan Jokowi. 

Survei LSI: Tingkat Kepuasan Publik pada Jokowi Naik 76,2 Persen

"Narasi-narasi yang menyebutkan Pak Jokowi dengan sentimen agama berbasis pada hoaks tersebut itu menutupi objektivitas masyarakat untuk melihat secara objektif terhadap pemerintahan Jokowi yang dinilai publik banyak menghasilkan berbagai macam prestasi," kata Ace di gedung DPR, Jakarta, Senin, 25 Maret 2019.

Ia mengklaim, masyarakat sebenarnya mengetahui keberhasilan Jokowi dalam memimpin pemerintahan. Tapi karena sentimen negatif, masyarakat jadi gamang memilih Jokowi pada Pilpres 2019. Tudingan dan hoaks yang dialamatkan pada Jokowi, misalnya, untuk apa memilih Jokowi yang melegalkan zina.

3 Faktor Pemicu Approval Rating Jokowi Masih Tinggi Versi Survei LSI

"Yang dilawan itu adalah pihak-pihak yang telah melakukan upaya kampanye hitam dan memfitnah, terutama orang-orang yang memang menyebarkan hoaks. Memang di Banten itu salah satu daerah yang sangat kuat sekali hoaks yang menyerang Pak Jokowi. Beberapa isu misalnya kaitan dengan PKI, kemudian anti terhadap ormas Islam kekerasan terhadap ulama dan soal legalisasi zina," kata Ace.

Ia menilai tuduhan pada Jokowi yang disebutkan di atas sama sekali tak benar. Munculnya isu tersebut dianggap sebagai narasi negatif untuk menyerang pemerintahan Jokowi. 

Hasto PDIP Jawab Tudingan Jadi Penghambat Pertemuan Jokowi-Megawati

"Pak Jokowi dari 6 bulan lalu bicara tentang antihoaks. Tetapi kita lihat sebulan yang lalu masih ada ibu-ibu yang mengkampanyekan soal hal-hal yang bersifat hoaks terhadap pemerintahan Jokowi di Banyuwangi, juga menyampaikan hal yang sama tentang pemerintahan Jokowi," kata Ace.

Ia mengatakan, kampanye pencegahan hoaks ternyata tidak membuat pihak-pihak menjadi surut terhadap pernyataan yang bersifat kebohongan itu. Bahkan, hoaks semakin kencang menjelang pemilihan yang dijadikan instrumen untuk menurunkan Pak Jokowi.

"Massa yang selama ini banyak di antara kiai, para ulama pun merasa membenarkan adanya fitnah-fitnah tersebut. Oleh karena itu perlu di-counter, perlu diklarifikasi kepada mereka kalau itu tidak benar,” tegasnya. 

“Karena kita tahu bahwa beberapa survei dikatakan di antara 6-9 persen, orang masih percaya Pak Jokowi itu, misalnya terlibat dalam PKI, melegalkan zina, melegalkan LGBT. Saya kira ini penegasan Pak Jokowi bahwa itu adalah fitnah dan hoaks," tuturnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya