- ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
VIVA – Setelah beberapa pekan belakangan, publik negeri ini diramaikan dengan hiruk pikuk kampanye pemilu presiden maupun legislatif, maka mulai Minggu 14 April hingga masa pencoblosan pada 17 April 2019, adalah masa tenang.
Menurut Ketua DPR Bambang Soesatyo, di masa tenang ini sudah seharusnya dijadikan waktu untuk semakin memantapkan pilihan pada 17 April 2019 nanti.
"Visi dan misi semua kontestan Pemilu telah dipaparkan. Kini, pilihan dan keputusan ada di tangan masyarakat melalui penggunaan hak memilih pada Rabu 17 April 2019," ujar Bambang, dalam siaran persnya, Minggu 14 April 2019.
Pada debat kelima Sabtu malam, 13 April 2019, adalah prosesi terakhir dari rangkaian kampanye. Maka, berakhir pula hiruk pikuk itu. Masa tenang, lanjutnya, adalah masa bagi masyarakat menentukan pilihan.
Asumsinya, selama kampanye atau bahkan sebelumnya, para calon sudah menjabarkan panjang lebar visi dan misi mereka. Juga partai politik, sudah melakukan sosialisasinya.
"Sekarang, adalah waktunya untuk memantapkan pilihan. Masa tenang yang berlangsung selama tiga hari cukup ideal untuk menetapkan dan memantapkan pilihan," ujar politisi Partai Golkar itu.
Penggunaan hak pilih menurutnya penting. Maka diharapkan, agar hak itu digunakan untuk datang dan mencoblos ke tempat pemungutan suara atau TPS.
Apalagi, tantangan ke depan bagi Indonesia begitu kompleks. Maka diperlukan pemimpin yang tepat dan partisipasi masyarakat.
"Ada tantangan terhadap eksistensi Pancasila, UUD 1945, serta keutuhan NKRI. Ada pula potensi tantangan terhadap keberlanjutan demokrasi, jika bentuk dan dasar negara diubah," katanya.
Perkembangan teknologi juga sebagai kinsekuensi nyata yang harus dihadapi. Apalagi, kini memasuki era Industri 4.0.
Lanjut pria yang akrab disapa Bamsoet itu, semua tantangan itu jelas punya relevansi dengan penggunaan hak pilih yang melekat pada setiap warga negara dalam pemilihan umum serentak pada 17 April 2019.
Maka, setelah semua proses kampanye berakhir, diharapkan masyarakat bisa melihat siapa yang layak. Kedaulatan, katanya, ada di tangan rakyat.
"Pertanyaannya sederhana saja; siapa yang paling siap dan paling realistis dalam menghadapi atau merespons semua tantangan riil itu? Agar tidak salah pilih, disarankan agar setiap individu bijaksana dan cerdas menggunakan hak pilih," ujarnya. (asp)