- VIVA/Dwi Royanto
VIVA – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melayat ke rumah Bambang Saptono (52 tahun), anggota KPPS di Kota Semarang yang meninggal dunia usai bertugas dalam pemilu 2019. Terkait banyaknya petugas yang meninggal, Ganjar mengusulkan asuransi untuk petugas pemilu.
"Kita minta pada KPU untuk ngurus ini semua. Di Jawa Tengah lumayan banyak [petugas yang meninggal dunia]," kata Ganjar usai melayat di rumah duka di Kaligarang, Semarang, Kamis, 25 April 2019.
Ganjar mengusulkan agar setiap petugas pemilu dijamin asuransi kesehatan atau jiwa. Mereka yang sudah bertugas luar biasa itu ada jaminan dan ketenangan dalam bekerja, terlebih pemilu digelar sekali setiap lima tahun.
Selain itu, ia berharap rentetan petugas pemilu yang terkena musibah setelah pencoblosan 17 April 2019 bisa menjadi pembelajaran bagi semua pihak. Salah satunya agar pemilu serentak bisa dikaji ulang, misalnya pemilu presiden dipisah dengan pemilu legislatif, atau pemilu legislatif serentak dipisah dengan pemilu presiden dan kepala daerah.
“Kayaknya kalau bareng seperti ini tidak ringan, sangat berat mereka bekerja. Kita tidak menduga akan serumit dan membutuhkan tenaga waktu pikiran yang luar biasa. Juga tekanan yang luar biasa," katanya.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan memberikan santunan kepada keluarga petugas pemilu di wilayahnya yang meninggal dunia maupun yang dirawat di rumah sakit. Namun nilai santunan itu belum disebutkan.
Bambang Saptono meninggal dunia akibat kelelahan pada Rabu, 24 April, usai menjalani perawatan di Rumah Sakit dr Kariadi Semarang. Meninggalnya Bambang menambah jumlah kasus petugas pemilu yang wafat.
Berdasarkan catatan KPU Jateng per 24 April, petugas KPPS dan Linmas yang meninggal dunia mencapai telah 32 dan yang sakit 249 petugas. Mereka tersebar di sejumlah kabupaten seperti Kabupaten Demak, Banyumas, Sukoharjo, Banjarnegara, Purbalingga, Grobogan, Rembang, Magelang, Klaten, Batang, Kudus, Pekalongan, Kendal, Pemalang, Semarang, dan Brebes. (mus)