28 Ribu Aparat Amankan Aksi 22 Mei, Istana: Masyarakat Tak Perlu Takut

Ketua Harian Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Moeldoko
Sumber :
  • VIVA/Eduward Ambarita

VIVA – Aparat keamanan akan diterjunkan dalam jumlah besar saat aksi 22 Mei 2019 yang juga bertepatan dengan rekapitulasi akhir suara hasil Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif 2019 di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Pemilu 2024 Lebih Teduh Dibanding 2019

Kepala Staf Presiden, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengatakan, puluhan ribu aparat keamanan diterjunkan untuk menjaga masyarakat. Banyaknya aparat ini, tidak untuk membuat masyarakat ketakutan.

"Cukup besar ya antara 28 ribu (personel yang diterjunkan). Masyarakat nggak perlu takut. Tetapi kita juga mengimbau masyarakat tidak perlu kumpul. Itu kira-kira poinnya di situ," ujar Moeldoko, ditemui di ruangannya, Gedung Bina Graha. Jakarta, Senin 20 Mei 2019.

AROPI: Dibanding Musim Pemilu 2019, Tingkat Kepercayaan Terhadap Lembaga Survei Naik 7,6%

Aksi pada 22 Mei, ditengarai bisa disusupi oleh kelompok teror. Moeldoko juga memastikan hal itu. Baik dari hasil penangkapan sejumlah pihak, maupun dari laporan intelijen.

Moeldoko mengatakan, kelompok ini bisa saja nantinya juga akan mengadu domba antara masyarakat dan aparat keamanan TNI dan Polri. Apalagi kalau sampai ada korban.

Cerita Prabowo Subianto Bisa Bersatu Dengan Muzakir Manaf, Tokoh GAM yang Dulu Dia Cari

"Tuduhannya, ujung-ujungnya adalah pemerintah. Ujung-ujungnya TNI-Polri menjadi korban tuduhan. Gitu," kata mantan panglima TNI itu.

Untuk itu, Moeldoko juga memastikan bahwa aparat keamanan hanya menjaga. Persenjataan yang digunakan juga tidak menggunakan peluru tajam. Hal itu sesuai dengan kesepakatan pemerintah dalam rapat di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.

"Hindarkan TNI-Polri dari senjata amunisi tajam. Enggak ada lagi sekarang amunisi tajam itu, dilarang. Berikutnya kita menghindari kontak langsung dengan massa. Secara taktikal kita sudah susun dengan baik, sehingga kita sangat berharap nggak ada lagi TNI-Polri jadi korban dari sebuah skenario yang disiapkan," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya