Survei: DKI Masih Jadi Basis Suara Oposisi

Prabowo-Sandiaga Uno.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

VIVA – Lembaga Survei Y-Publica kembali merilis hasil surveinya. Dalam survei terbaru, diketahui DKI Jakarta masih menjadi basis suara untuk kubu oposisi yang menguntungkan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Direktur Eksekutif Y-Publica, Rudi Hartono mengatakan, dalam survei ini, jumlah responden masing-masing daerah pemilihan atau dapil sebanyak 800 orang yang mewakili setiap kecamatan.

Dia menekankan seperti dapil DKI I mencakup Jakarta Timur, DKI II mencakup Jakarta Pusat dan Selatan, dan DKI III mencakup Jakarta Barat dan Utara. Dalam survei ini, sampel dipilih secara acak bertingkat atau multistage random sampling dengan margin of error 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

Rudi menjelaskan, pihaknya sudah lima kali melakukan survei Mei 2018 sampai Januari 2019.

"Jadi sebetulnya dari bulan Mei tahun lalu sampai Januari 2019 kami sudah 5 kali melakukan survei. Itu sudah peta politik nasional. Kini kami mulai berbeda, soal wilayah dapil. Untuk tahap pertama memang fokusnya DKI Jakarta," kata Rudi di Jakarta Pusat, Senin 18 Februari 2019.

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

Rudi menyebut, dalam survei nasional Januari menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin mencapai 53,5 persen dan Prabowo-Sandi 31,9 persen. Kini, dalam survei terbaru, dari tiga dapil DKI, Jokowi-Ma'ruf hanya menang di Dapil III dengan selisih kurang dari 5 persen.

"Di Ibukota DKI Jakarta, posisi kubu oposisi masih lebih baik. Dalam survei terbaru berbasiskan daerah pemilihan, Jokowi-Ma’ruf hanya menang di dapil DKI Jakarta III, dengan selisih kurang dari 5 persen. Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf mencapai 47,3 persen dan Prabowo-Sandi 42,6 persen," ujarnya.

Rudi menambahkan, di dapil DKI I dan DKI II, Jokowi-Ma’ruf kalah dengan selisih lebih dari 5 persen. Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf di dapil DKI I sebesar 39,8 persen dan Prabowo-Sandi 44,1 persen. Di dapil DKI II, Jokowi-Ma’ruf 39,5 persen dan Prabowo-Sandi 46,0 persen.

“Kekalahan Jokowi-Ma’ruf masih terkait dengan imbas kekalahan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Pilkada DKI lalu,” kata Rudi.

Rudi menuturkan, Pilkada DKI pada 2017 memunculkan Anies Baswedan sebagai gubernur terpilih dengan sokongan partai-partai oposisi. Gelombang protes terkait isu penistaan agama terus dipelihara melalui Reuni Alumni 212, yang disalurkan energinya kepada koalisi oposisi.

“DKI Jakarta, bersama Jawa Barat dan Banten, masih menjadi pertaruhan berat bagi Jokowi-Ma’ruf, sekaligus ujian bagi Prabowo-Sandi untuk mempertahankan dominasinya,” ujarnya. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya