Menyempil di Antara Dua Raksasa Dunia

Pemain Jepang, Keisuke Honda dijegal oleh pemain Kamerun.
Sumber :
  • AP Photo/Eugene Hoshiko

VIVAnews - Memasuki perdelapan final Piala Dunia 2010, ternyata Spirit Asia masih berkobar di antara dominasi tim-tim kuat dari benua Eropa dan Amerika.

Ombudsman Usul Seleksi CASN Ditunda, KASN Klaim Sistem Rekrutmen Sudah Transparan

Pasalnya, dua wakil Asia, Korea Selatan dan Jepang, berhasil melenggang ke 16 besar dengan mulus. 

Memang bukan kali pertama dua macan otomotif dari Asia ini, lolos ke putaran kedua Piala Dunia. Keduanya sempat mencicipi manisnya pengalaman ini pada saat keduanya menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia 2002.

Tentu saja kali ini gengsinya lebih terasa, karena dua negara nun jauh dari kandang mereka. Tapi kesuksesan Jepang dan Korsel tak lepas dari sentuhan pembinaan ala Eropa.

Megawati Resmi Perpanjang Kontrak dengan Red Sparks, Ternyata Segini Kenaikan Gajinya di Musim Depan

Tengok saja, pemain-pemain kunci Korsel dan Jepang seperti Park Ji-Sung, Keisuke Honda, dan Daisuke Matsui. Mereka adalah pemain-pemain yang biasa merumput di liga-liga Eropa.

Park adalah seorang veteran di pertandingan-pertandingan besar Eropa. Bergabung dengan dua klub elit Eropa, PSV Eindhoven dan Manchester United, Park bahkan sempat merasakan sensasi final Liga Champions 2009, melawan Barcelona.

Begitu pula Honda, yang bergabung dengan CSKA Moscow, atawa sang Kapten Makoto Hasebe, yang memperkuat Wolfsburg. Bahkan Hasebe juga sempat 'bermusuhan' dengan Park saat timnya bertemu di Liga Champions. 

Bukan kebetulan, bila kemudian pelatih Jepang Okada, menempatkan Honda dan Hasebe sebagai pemain sentral di tim Samurai Biru. Belum lagi Matsui, yang juga sempat menghabiskan enam musim di Liga Perancis.

Ini jauh berbeda dari kondisi Piala Dunia 1998, di mana Korsel dan Jepang pertama kali mengikuti Piala Dunia. Saat itu, cuma ada satu pemain yang bermain di Eropa, yaitu Hidetoshi Nakata. Ujung-ujungnya, kedua negara tersingkir dengan kekalahan telak.

“Mempunyai pemain-pemain yang merumput di liga-liga besar Eropa, terbukti merupakan cara efektif bagi tim-tim Asia untuk meningkatkan mutu permainan mereka,” kata Kwok Ka-Ming, instruktur pelatih Konfederasi Sepakbola Asia dan mantan pelatih tim Hongkong, seperti dilansir FIFA.

Jelas Eropa menjadi target bagi semua pesepakbola Asia yang ambisius dan menginginkan kesuksesan. Ibaratnya, kini mereka memegang teguh pepatah, ‘Mengejar ilmu sampai ke Eropa.’

Bahkan pepatah ini tak hanya jadi pegangan para pemain Asia. Dari total 736 pemain yang berkompetisi di Piala Dunia, lebih dari sepertiganya – 546 orang – bermain untuk klub-klub Eropa. Dan 29 di antaranya, berasal dari Konfederasi Sepakbola Asia.

VIVA Militer : Pasukan TNI sisir kelompok bersenjata OPM di Papua (ilustrasi)

Tim Gabungan TNI dan Polri Lakukan Penyisiran OPM di Intan Jaya Papua

Satuan tugas (Satgas) Operasi Damai Cartenz 2024 melakukan penyisiran terhadap Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Homeyo Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah.

img_title
VIVA.co.id
4 Mei 2024