Akhir dari Era Tim Tradisional di Piala Dunia

Slovakia Singkirkan Juara Bertahan Italia : Gianluca Zambrotta
Sumber :
  • AP Photo/Alessandra Tarantino

VIVAnews - Berbagai kejutan mewarnai Piala Dunia 2010, dan mengantar tim-tim yang bertahan ke babak perdelapan final.

Sejarah Piala Dunia kali ini ditandai oleh melempemnya sejumlah tim Eropa dan Afrika.. Padahal biasanya tim-tim sepakbola dari kedua benua itu yang selalu difavoritkan di ajang Piala Dunia. 

Eropa kehilangan setengah lusin tim jagoannya, termasuk dua finalis Piala Dunia 2006, Italia dan Prancis yang tersingkir secara tragis di putaran pertama. Sebab, permainan buruk mereka memang begitu kontras dengan prestasi mereka di masa lalu.

Bahkan, Inggris, Jerman, Spanyol, dan Portugal, baru benar-benar berhasil lolos kualifikasi grup, di saat-saat terakhir. Di semifinal nanti, tim Eropa pun bakal semakin menyusut, karena Inggris dan Jermanbertemu di babak yang lebih awal.

“Pada 2006, terdapat enam negara Eropa di babak semifinal. Kini, paling tidak hanya akan ada empat tim yang akan mewakili Eropa di semifinal,” kata pengamat sepakbola asal Australia, Les Murray, seperti dilansir oleh The World Game

Obsesi tim-tim Eropa untuk mengukir sejarah dengan menjuarai Piala Dunia untuk pertama kalinya, di luar benua mereka tahun ini, Murray memprediksi, mungkin saja tinggal mimpi, bila penampilan mereka tak kunjung membaik.

Tapi, apa yang terjadi pada tim-tim Eropa bahkan masih jauh lebih baik ketimbang nasib buruk yang menimpa tim-tim Afrikadi Piala Dunia kali ini. Bertanding di benua mereka sendiri, dengan dukungan suporter yang gegap gempita ternyata tak banyak membantu.

Bayangkan saja, lima dari enam tim asal Afrika harus terdepak dari putaran pertama Piala Dunia. Kini tinggal Ghana yang tersisa di babak 16 besar. Kabar bahagia justru datang dari timur.

Sungguh mencengangkan melihat Jepang menumbangkan Denmark dengan kemenangan telak 3-1 pada babak penyisihan Grup E. Sebelumnya, Korea Selatan juga lebih dulu mengantongi tiket ke babak 16 besar. Bisa dibilang, Asia merayakan kejayaan sepakbola mereka di Afrika Selatan.

Selain tim-tim Asia, pencapaian mengesankan juga diraih tim-tim asal Amerika Selatan. Kelima tim Amerika Latin tanpa ampun menggilas lawan-lawannya, menembus babak perdelapan final. 

Ini membuat pelatih Brasil Carlos Dunga mendeklarasikan, bahwa era tim tradisional di jagat sepakbola telah berakhir. Istilah tim tradisional selama ini diidentikkan dengan tim-tim besar yang selalu difavoritkan untuk menjadi juara. Dan semua anggapan itu kini tak relevan lagi.

“Bila Anda tidak bermain dengan baik, maka Anda akan tereliminasi,” tegas Dunga seperti dilansir SoccerWay.  Dunga memperingatkan Eropa dan Amerika Latin agar tidak meremehkan tim-tim yang dianggap lebih kecil. Para tim underdog setiap saat, bisa menyengat dengan efek kejut yang luar biasa, sambil menjungkalkan tim-tim besar yang lengah.

Media Asing Gak Yakin Timnas Indonesia Rebut Tiket Olimpiade Paris 2024: Mereka Tak Diunggulkan
Sidang Putusan Sidang Perselisihan Hasil Pemilu 2024 di MK, Anies-Muhaimin

Terbuka untuk Bertemu, Anies Sebut Prabowo Bukan Musuh tapi Lawan

Anies Baswedan mengatakan ada peluang Prabowo Subianto mengundang dirinya untuk melakukan pertemuan usai putusan MK karena sebetulnya hanya lawan dalam pemilu.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024