Kampanye Daring Kurang Diminati di Daerah
- VIVA/Eduward Ambarita
VIVA – Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Abhan, mengakui tidak mudah mendorong para calon kepala daerah mengutamakan kampanye daring ketimbang kampanye tatap muka. Menurut Abhan, citra kampanye sejak dulu selalu identik dengan tatap muka atau keramaian.
"Kalau enggak ada dangdutan itu bukan kampanye, kira-kira begitu," kata Abhan, Rabu 11 November 2020.
Menurut Abhan, akses internet juga menjadi salah satu faktor kampanye daring kurang laku di masyarakat. Apalagi akses internet belum memadai di sebagian wilayah di 270 daerah yang menggelar Pilkada.
"Sinyal juga lemah barangkali ada juga yang tidak ada sama sekali. Ini saya kira salah satu hambatan bahwa media daringmasih tidak diminati oleh peserta," ujar Abhan.
Baca juga: Pilkada OKU, 33 TPS Sinyal Internet Lemah
Selain kampanye daring, kendala Pilkada lain adalah soal debat terbuka di stasiun televisi nasional. Menurut Abhan, masih ada sebagian daerah yang tidak bisa mengakses stasiun tv nasional.
"Beberapa sampai menggunakan TV nasional pun ada beberapa daerah yang tidak bisa akses itu," kata Abhan.
Padahal, debat publik dianggap sebagai sarana yang baik untuk menyampaikan visi, misi dan program dari calon kepala daerah. Kemudian masyarakat yang tak sempat mengakses kampanye daring juga bisa mendapatkan informasi terkait para calonnya lewat kampanye debat ini. (ren)