Mendagri Tito Minta Bantuan TNI-Polri Kawal Logistik Pilkada

Personel TNI dan Polri mengawal distribusi logistik Pemilu serentak 2019 ke kawasan Taman Nasional Meru Betiri Dusun Bandealit, Desa Andongrejo, Tempurejo, Jember, Jawa Timur, Senin ,15 April 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Seno

VIVA – Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, meminta bantuan aparat keamanan TNI dan Polri, menjaga kondusivitas pada dua hari masa kampanye terakhir agar tidak terjadi kerumunan massa.

135 Purnawirawan TNI-Polri Ajukan Amicus Curiae ke MK Terkait Sengketa Pilpres

Mendagri juga menyoroti pengangkutan logistik ke berbagai tempat pemungutan suara atau TPS. Mantan kapolri ini meminta bantuan TNI/Polri agar mengawal pengiriman logistik, sehingga tidak terjadi hal yang tak diinginkan.

"Kemudian logistik pengangkutan tidak juga mudah, ini harus memerlukan bantuan dari jajaran TNI dan juga Polri. Jadi pengangkutan surat suara dan logistik lainnya harus dikawal sampai dengan kegiatan pencoblosan, perhitungan suara, sampai pengamanan setelah pemungutan suara," kata Tito, Jumat 4 Desember 2020.

Polri Ternyata Masih Tetap Gunakan Istilah KKB Ketimbang OPM, Ini Alasannya

Baca juga: Aksi Cewek-cewek Berbaju Merah Tolak Politik Uang di Pilkada Surabaya

Pengamanan perlu dilakukan aparat keamanan, agar nanti ketika ada persoalan maka kotak suara ini tetap terawasi dengan baik. "Semua kotak suara, surat suara, semua diamankan karena itu adalah bukti yang paling penting kalau terjadi gugatan," lanjut Tito.

Kapolri Singgung Konflik Gaza saat Ngomong soal Soliditas TNI-Polri

Tito mewanti-wanti agar tahapan Pilkada Serentak 2020 ini bisa aman dari ancaman-ancaman dan gangguan. Apalagi pilkada kali ini digelar di masa pandemi COVID-19.

"Kita harus aman dari dua hal, aman dari gangguan konvensional dalam bentuk konflik, kekerasan, money politic, pelanggaran-pelanggaran pidana lainnya, juga aman dari penyebaran COVID-19," ujar Tito.

Menurut Tito, Pilkada Serentak 2020 ini adalah adaptasi kebiasaan baru dalam kehidupan berdemokrasi. Sehingga harus didukung oleh keamanan dari berbagai potensi konflik dan ancaman virus.

"Kita harus bekerja keras, keberhasilan kita untuk menjaga agar aman dari gangguan-gangguan, konflik, dan lain-lain termasuk kerumunan dalam jumlah besar yang bisa menjadi media penularan COVID-19," kata Tito. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya