Survei Populi di Surabaya: Eri Cahyadi Kembali Ungguli Machfud

Populi Center Merilis Hasil Survei Pilkada Surabaya pada Jumat, 30 Oktober 2020
Sumber :
  • VIVA/ Nur Faishal

VIVA – Lembaga survei independen kembali mempublikasikan hasil surveinya menyongsong Pilkada Surabaya 9 Desember 2020 mendatang. Kali ini survei dilakukan oleh Populi Center. Hasilnya, pasangan nomor urut satu, Eri Cahyadi-Armudji, mengungguli lawan mereka, Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno. 

Jokowi: Jabatan Itu Kehormatan, Sekaligus Tanggungjawab Besar

Survei Populi Center itu dilakukan pada 6 hingga 13 Oktober 2020 dengan menggunakan 800 responden yang dipilih secara acak bertingkat atau multistage random sampling. Adapun margin of error pada survei kali ini sebesar 4,0 persen dengan tingkat kepercayan 95 persen.

Baca juga: Pilkada Surabaya, Machfud Arifin Janji Bangun Stadion Esports

Menang di MK, Eri Cahyadi Resmi Terpilih Jadi Wali Kota Surabaya

Peneliti Populi Center, Hartanto Rosojati, merinci sejumlah temuan dari hasil survei tersebut. 

Pertama, Machfud Arifin merupakan nama yang paling banyak dikenal dengan persentase 74,0 persen, diikuti oleh Eri Cahyadi dengan 68,8 persen, Armuji dengan 55,0 persen dan Mujiaman Sukirno 50,2 persen.  

Akhyar Nasution Dilantik jadi Wali Kota Medan untuk 6 Hari

Kedua, nama Eri Cahyadi unggul untuk kategori akseptabilitas sebagai sosok yang dinilai mampu membawa perbaikan, sosok yang disukai, sering muncul di media sosial, paling memahami persoalan di Kota Surabaya, dan dinilai paling mampu menangani COVID-19. 

Ketiga, dari sisi elektabilitas pasangan calon, Eri Cahyadi - Armuji merupakan pasangan yang paling dipilih menjadi wali kota dan wakil wali kota Surabaya periode mendatang dengan 41,0 persen, mengungguli pasangan Machfud Arifin - Mujiaman Sukirno dengan persentase 37,7 persen. Adapun yang tidak menjawab 21,3 persen.

“Jadi, secara popularitas Pak Machfud Arifin lebih unggul, tapi elektabilitasnya masih kalah dibanding Pak Eri Cahyadi,” kata Hartanto kepada wartawan pada Jumat, 30 Oktober 2020. 

Dia menambahkan, untuk tingkat partisipasi, sebesar 80,7 persen mengaku akan menggunakan hak pilihnya. Sebesar 14,2 persen menjawab masih mempertimbangkan situasi perkembangan COVID-19. Kemudian sebesar 23 persen menjawab tidak datang ke TPS.

Peneliti Populi Center lainnya, Jefri Adriansyah, menambahkan, angka yang diperoleh paslon nomor urut satu sangat meyakinkan dibandingkan lawannya, Machfud Arifin-Mujiaman. Karena kemunculan paslon Eri-Armudji sangat pendek dibanding Machfud Arifin-Mujiaman yang muncul jauh-jauh hari.

"Saya cukup kaget karena suara Eri-Armudji bisa mengimbangi Pak Machfud yang sejak Januari sudah melakukan laras maju Pilwali Surabaya. Banyaknya partai yang mengusung Pak Machfud tak memberikan efek yang signifikan," katanya.

Tingginya pemilih yang terpikat dengan Eri-Armudji, kata Jefri, karena masyarakat sangat ingin memilih calon yang berlatar belakang birokrat yang mencapai 21,2 persen. Lalu disusul akademisi 13,2 persen dan politisi 12,8 persen. 

"Jika dilihat dari preferensi pemilih masyarakat ini, sangat tidak mengherankan jika Eri-Armudji unggul," ujar Jefri.

Sebab, lanjut dia, latar belakang Eri dan Armudji masuk dalam tiga besar yang diinginkan masyarakat. "Kesuksesan Bu Risma yang miliki latar belakang birokrat akan berpengaruh pada pemilih pilkada kali ini. Dan Mas Eri memiliki latar belakang birokrat," ucapnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya