Petahana Jagoan PKS di Pilkada Depok Sapu Bersih Semua Kecamatan

Calon petahana wali kota Depok, Mohammad Idris, bersama kandidat wakilnya, Imam Budi Hartono, usai pengundian nomor dan penetapan pasangan kandidat pilkada pada Kamis, 24 September 2020.
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan

VIVA – Proses penghitungan suara dalam Sistem Informasi Rekapitulasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk Pilkada Depok rampung pada Senin, 14 Desember 2020. Hasilnya, pasangan calon wali kota-wakil wali kota nomor 02, Mohammad Idris-Imam Budi Hartono, unggul dan nyaris menyapu bersih perolehan suara di sejumlah kecamatan.

Data detail yang ditampilkan situs resmi KPU, yakni dari 11 kecamatan di Kota Depok, pasangan Idris-Imam menguasai perolehan suara di 10 kecamatan, dengan persentase 55,6 persen dari total 415.305 suara yang masuk.

Sedangkan rivalnya, Pradi Supriatna-Afifah Alia, meraih 44,4 persen dari total 331.822 suara yang masuk. Kandidat yang diusung oleh Gerindra, PDIP, Golkar, PKB, PSI dan PAN itu hanya unggul di Kecamatan Limo dengan raihan 20.990 persen.

Baca: Kubu Pradi-Afifah Laporkan Dugaan Politik Uang di Pilkada Depok

Sementara Idris-Imam, kandidat yang diusung oleh PKS, PPP dan Demokrat, meraih 18.877 persen di kecamatan tersebut. Namun selebihnya, suara Idris-Imam lebih mendominasi.

Data tersebut menunjukkan hasil rekapitulasi suara yang telah masuk 100 persen dari total 4.015 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kota Depok.

Pilkada Depok diikuti dua pasang calon wali-wakil wali kota, yakni pasangan Pradi Supriatna-Afifah Alia dan Mohammad Idris-Imam Budi Hartono. Pasangan pertama diusung koalisi Gerindra, PDIP, Golkar, PKB, PSI dan PAN, sementara pasangan kedua dijagokan PKS, PPP dan Demokrat.

Idris dan Pradi Supriatna sebetulnya merupakan wali kota dan wakil wali kota Depok yang masih resmi menjabat. Namun, keduanya berpisah untuk mencalonkan diri masing-masing dan menggaet tokoh sebagai calon wakil: Idris menggandeng Imam, sedangkan Pradi didampingi Afifah Alia.

Dukung Kaesang di Pilkada Depok, PSI: Ibarat Buka Jendela Buat Udara Segar Masuk
Penghitungan Surat Suara Pemilu 2019. (Foto ilustrasi).

Pelanggaran Netralitas ASN Diprediksi Naik 5 Kali Lipat di Pemilu 2024

Potensi pelanggaran netralitas ASN naik lima kali lipat itu dibandingkan dengan Pilkada 2020.

img_title
VIVA.co.id
11 Januari 2024