Survei Sebut Paslon di Sumbar Ini Paling Sederhana dan Merakyat

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago
Sumber :

VIVA – Jelang Pilkada Serentak 2020, sejumlah survei calon kepala daerah mulai dimunculkan. Termasuk di pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat pada 9 Desember mendatang.

Lembaga survei Voxpol Center, melakukan survei persepsi masyarakat Sumatera Barat terhadap kadidat yang dianggap sederhana dan merakyat. 

Pasangan Mahyeldi-Audy Joinaldy dianggap merakyat dan menampilkan kesederhanaan sebagai pemimpin. Penilaian itu sebesar 25,0 persen, disusul pasangan calon Nasrul Abit-Indra Catri sebesar 23,0 persen, Mulyadi-Ali Mukni dengan persentase sebesar 21,4 persen, dan Fakhrizal-Genius Umar sebesar 5,6 persen. Adapun yang masih merahasiakan jawaban 10,9 persen dan tidak tahu tidak menjawab 14,1 persen. 

"Bahkan Mahyeldi calon Gubernur Sumbar paling miskin. Hal tersebut tertuang pada Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dari masing-masing calon yang diakses dari situs KPK. Dari laporan tersebut, calon gubernur Sumbar yang paling miskin adalah Mahyeldi," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago dalam rilisnya, Kamis 26 November 2020.

Baca juga: Selain Klaster Corona, DPR Minta Pilkada 2020 Tidak Pecah Belah Rakyat

Dari hasil tersebut, Pangi mengatakan calon yang unggul memiliki peluang untuk mendapat dukungan luas dari masyarakat. Termasuk kemungkinan memenangkan kontestasi pilkada tersebut.

Ia mengatakan, kesederhanaan calon pemimpin kerap kali menjadi faktor yang cukup signifikan bagi masyarakat untuk menentukan pilihannya.

"Faktor kesederhanaan menjadi salah-satu alasan utama rakyat mencintai para pemimpinnya, pemimpin sederhana dipandang dekat dan perhatian pada rakyat, dianggap turut merasakan apa yang dirasakan oleh rakyat dan pemimpin yang keberpihakannya jelas, mendahulukan kepentingan rakyat dalam mencari solusi dan jalan keluar dari setiap persoalan yang dihadapi," jelasnya. 

BIN Ungkap Potensi Kerawanan COVID-19 setelah Pilkada di Jawa Barat

Sebaliknya, jika pemimpin tersebut memperlihatkan kemewahan, susah untuk mendapat simpati masyarakat. Apalagi dalam keadaan saat ini, pandemi COVID-19. 

"Menjadi pemilih harus cerdas, karena biasanya menjelang pemilihan umum (pilkada) para "pemburu" kekuasaan akan datang mengiba kepada rakyat dengan berbagai macam model pencitraan dengan satu tujuan, yakni mendapatkan simpati," kataya. 

Data Sirekap 100 Persen, Ini Paslon yang Unggul di Pilkada Kalteng

Perlu diketahui, Survei Voxpol Center Research and Consulting terkait Pilgub Sumbar 2020 dilakukan dengan melibatkan 800 responden yang diambil secara proporsional berimbang antara laki-laki dan perempuan dalam rentang waktu 10 hari, yakni pada 2 hingga 12 November 2020. 

Pengambilan sampel menggunakan metode multistage random sampling dengan toleransi kesalahan atau margin of error kurang lebih sebesar 3,47 persen.

Pilkada Surabaya: Kubu Eri Sindir yang Bagi-bagi Sembako dan Sarung

Adapun tingkat kepercayaan atau level of confidence 95 persen, dilakukan quality control sebanyak 20 persen. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap (face to face) oleh surveyor profesional menggunakan kuesioner.

Presiden Jokowi bertolak ke NTT dari Bandara Halim Perdanakusuma

Jokowi: Jabatan Itu Kehormatan, Sekaligus Tanggungjawab Besar

Itu disampaikan Presiden Jokowi, dalam pertemuan virtual dengan para kepala daerah hasil Pilkada Serentak 2020.

img_title
VIVA.co.id
15 April 2021